Rabu, April 13, 2016

Siswa Biasa


Dulu ketika SMA, menurut banyak pendapat, 8 orang itu cukup terkenal dan keren dalam lingkup sekolah pada masa itu. Benarkah? Kebetulan saat itu aku tergabung menjadi salah satu dari mereka, sehingga mengganjilkan hitungan menjadi 9. Dan menurutku kami biasa-biasa saja, sama seperti siswa lainnya. Tidak ada yang istimewa kecuali karena kami aktif di beberapa kegiatan ekstrakurikuler, itu saja tidak lebih.

Belakangan ini, aku bertanya kepada beberapa orang, kepada teman seangkatan dan beberapa adik kelas. Dan jawaban mereka cukup membuat sedikit senyum simpul muncul di bibir. Menurut mereka, kehadiran kami sedikit 'di atas' dibandingkan siswa lainnya. Padahal sebenarnya tidak juga, kami berstatus sama dengan siswa lainnya. Memang dalam beberapa kesempatan kami tampil cukup mencolok, namun bukan berarti tingkatan kami menjadi lebih tinggi. Bahkan jika diibaratkan, kehadiran kami adalah sebagai pelayan, penyambung lidah dan aspirasi dari teman-teman lain kepada para guru, hanya saja banyak yang salah persepsi.

Kebetulan juga, diantara 9 orang itu, akulah yang paling tidak terlihat, sehingga sering aku dapat benar-benar dapat merasakan menjadi siswa biasa. Entah kenapa, aku tidak pernah menjadi ingin terlihat. Cukup terpampang namaku saja (kalaupun perlu) dalam peran-peran tertentu tanpa harus memunculkan keeksisan diri. Mungkin beberapa dari mereka ingin tampil ke permukaan, tetapi tidak begitu denganku. Aku hanya berpikir bahwa bergabung dengan mereka, beberapa hal bermanfaat dapat kulakukan.

Mungkin juga ada yang berkata bahwa kami arogan dan sedikit sombong. Tidak juga jika kalian bisa masuk dalam dunia kami. Beberapa kegiatan memang memaksa kami untuk tidak bisa menyapa setiap orang, tetapi jika kalian mau berbaik hati untuk tersenyum lebih dulu, maka aku sendiri yang akan memastikan, kalian tidak akan pernah disepelekan, bahkan kalian akan dirangkul seerat mungkin.

Jujur saja, bahwa dalam jumlah 9 orang itu, aku adalah yang terakhir bergabung. Dan aku merasa klop dengan cara mereka membuka diri. Laku mereka tidak sedikitpun menunjukkan kearoganan. Hanya saja setiap orang punyai watak berbeda yang tidak akan disukai semua orang. Dari mereka jugalah timbul semangat-semangat yang akhirnya mengantarkanku kuliah di sini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar