Senin, September 29, 2014

Cinta dan Kepercayaan

Harus jujur kukatakan bahwa dalam besarnya cinta yang ku punya, secercah keraguan muncul diantaranya. Tak bisa ku ingkari bahwa hatiku belum memberi kepercayaan secara utuh padamu. Tak bisa kulakukan apapun karena beginilah adanya. Sering keraguan itu muncul saat rindu menyerang dan aku tak bisa menemuimu. Fakta bahwa hatiku pernah terkhianati cinta adalah alasan mengapa kepercayaan menjadi tidak sempurna. Maaf karena aku masih terbawa suasana di masa lalu. Satu harapan semoga kau mampu melihat dari sisi yang berbeda bahwasanya aku tidak ingin kejadian yang sama terulang kembali.

Aku mulai berpikir untuk terus melangkah lebih jauh dengan dirimu yang mendampingi. Kita tersenyum dalam kebahagiaan bersama, juga menghadapi kerasnya kehidupan dengan tetap saling menggenggam. Hanya satu hati yang aku ingin, dan itu adalah hatimu. Hanya untuk satu orang hatiku kan ku beri, itulah dirimu.

Jumat, September 26, 2014

Perasaan dan Waktu

Untuk seorang wanita yang ku cinta. Pahamilah bahwa di sini aku benar-benar ada. pahamilah bahwa aku menghantarkan rasa yang amat tulus, pahamilah bahwa ragaku ingin bertemu denganmu. Kau terlalu angkuh untuk menjadi seorang yang ku puja. Tapi apa boleh dikata, rasa itu telah muncul dan aku tak dapat berdalih. Kadang terasa sangat menyiksa ketika hampir setiap saat kau melangkah menjauh saat aku coba mendekat. Seolah rasa yang tertambat tidak pernah ada. Atau memang kau yang tak mau menganggapnya ada? 


Aku berpikir terlalu buruk. Mungkin hanya waktu saja yang belum berpihak pada kita. Tetapi apakah kita akan terus-menerus seperti ini? Terus menerus dikendalikan waktu yang bahkan mengucap sepatah kata pun tak sanggup. Aku merasa menjadi seorang yang bodoh, seorang yang idiot, seorang yang tak menggunakan otak untuk berpikir. Mungkin saja benar. Dan itu dirimulah penyebabnya. Hatimu yang membuatku kehilangan kecerdasan berpikir, hatimu yang membuatku tak lagi waras, juga hatimulah yang membuat waktu menjadi seenaknya mengendalikan perasaan

Kamis, September 18, 2014

Cinta Adalah Nafsu

Cinta Terlahir Sebagai Pemuas Nafsu Belaka. Begitu kata salah satu lirik lagu RAP negeri ini. Dan memang benar adanya bahwa cinta sangat berkaitan erat dengan nafsu. Tidak perlu melihat orang lain karena aku sendiri adalah saksi dari kalimat itu. Pesona dunia dengan dijubahi cinta membuatku salah kaprah akan apa itu wanita. Dengan permainan kata dan goyangan lidah yang sedemikian rupa aku berhasil menaklukkan hati seorang hawa yang pada akhirnya kutinggalkan setelah aku mendapat kepuasan. Sangat bejat, dan itulah aku ketika itu. Sejenak dia menangis, lalu berangsur kembali menemukan senyumnya setelah waktu terus berputar. Aku kini hanya bisa memperhatikannya dari jauh. Banyak yang tidak mengetahui, bahwa sidik jariku sudah ada hampir di semua bagian tubuhnya.

Aku memutuskan untuk pergi menjauh. Terakhir kali aku melihatnya sedang berjalan bersama seorang laki-laki dan mereka terlihat begitu mesra. Aku tidak pamit padanya dan hanya bisa tersenyum menyaksikan pemandangan sore itu dari jauh. Dalam perjalananku, aku berharap setiap butir kesalahan dan penyesalanku akan tercecer hingga akhirnya benar-benar habis dan aku menjadi seorang yang bersih ketika tiba di tempat baru nanti. Sangat mudah tampaknya, namun dalam hatiku terus berkecamuk sesal yang teramat dalam. Nikmat yang kudapat dari tubuhnya sangat tak sebanding dengan perasaan tidak nyaman yang terus membuntuti. Cinta adalah nafsu, dan kata-kata itu terus menyerangku hingga tengah malam saat mataku berusaha untuk terpejam.

Cerita masa lalu itu membuatku sedikit takut untuk kembali jatuh cinta. Betapa aku terus diserang rasa gelisah akibat ulahku yang terlalu mengagungkan nafsu dan duniawi. Dimanapun tubuhku berada selalu rasa itu menakut-nakuti hingga aku tak leluasa untuk melangkah dan bergaul.

Cerita terus berlanjut. Setelah sekian lama rasa sesal dan bersalah yang tak kunjung memudar aku kembali merasakan cinta. Kata-kata ‘Cinta adalah Nafsu’ terus membuntutiku. Pernah aku mencoba untuk menghindar, namun tak dapat mendustai jiwaku yang sedang kesepian. Dengan sangat berhati-hati aku mencoba kembali membuka hati untuk dirasuki cinta. Cinta baru yang sebisa mungkin tidak lagi membonceng nafsu bejat setan dibelakangnya.




Senin, September 15, 2014

Skenario Tuhan

Kita kini akhirnya benar-benar bersama. Tidak seperti pikiran awalku yang mengira bahwa kita hanya sedang melangkah di jalan yang sama, bertemu, kemudian saling mengenal dan sangat mungkin akan berpisah lagi setelah menemukan persimpangan. Tidak ada getaran di hatiku saat kita mengikrarkan untuk mencoba untuk saling menggenggam tangan. Hanya senyum tulus saat memandangmu yang malam itu menjadikan suasana sedikit lebih mesra. Tiada seorangpun yang tahu akan seperti apa langkah yang akan coba kita jalani. Satu-satunya yang mampu menjawab adalah waktu dan secara perlahan beliau telah memberikannya. Aku merasakan hal yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Kenyamanan. Itulah dia. Aku memandangmu dalam tatap ketulusan saat kita bertemu. Tak pernah terpikir bahwa akan ada hati lain yang menarikku keluar dari lamunan indah bersamamu. Sungguh nyaman terasa saat aku berbaring manja dipangkuanmu. Kau membelai halus dan mesra rambutku yang mulai tumbuh memanjang. Kau menggenggam tanganku dengan kehangatan. Ku tatap wajahmu yang sedang menunduk menatapku. Adalah Mahakarya dan Skenario Tuhan yang sungguh luar biasa mendekatkan aku dengan dirimu.

Jumat, September 05, 2014

Prasangka -

Entah apa yang kini berada dalam pikiranmu, entah apa pula yang tengah kau lakukan di sana. Aku mencoba untuk menerka sebisa dan semampu otakku berpikir. Hanya saja harus kukatakan dengan jujur bahwa segala terkaanku semuanya menuju kearah yang negatif. Mohon maaf tetapi begitulah adanya aku yang kini sangat mencintaimu. Tanpa kabar darimu adalah suatu penyiksaan. Ulahmu membuatku berprasangka buruk terhadap dirimu yang ku sayang. Bagaimanapun aku mencoba untuk percaya bahwa kau menjaga apa yang seharusnya kau jaga, tetap saja aku tak bisa membelokkan prasangkaku ke arah yang baik. Aku hanya butuh kabar dalam setiap kegiatanmu, itu saja. Mengertilah bahwa sesungguhnya aku menghawatirkanmu.

Rabu, September 03, 2014

Almamater

apakah ini sebuah keseriusan? entahlah, yang jelas aku tidak pernah berpikir untuk suatu perpisahan. terlalu dini memang untuk berbicara akan hal yang akan terjadi beberapa tahun lagi saat kita melepas almamater kesayangan dan menggantungnya sebagai sebuah kenangan. tetapi juga tidak ada salahnya mulai merencanakan sesuatu. suatu saat jika nantinya kita berada di jalan yang berbeda, selalu pandanglah almamater itu sebagai cerita yang membawamu kembali ke masa lalu. saat kita berpisah, ingatlah bahwa almamater itulah yang membuat kita pernah bertemu dan menjalin cinta.