Rabu, April 29, 2015

Pesan

Dont Never Give Up

Bahwasanya ternyata sedih dan bahagia selalulah bergandeng. Adalah satu paket kehidupan yang tidak bisa dijumpai dalam keterpisahan. Di tengah badai cobaan dan kecewa yang bertahta terselip cinta yang menyampaikan bahagia. Dari sudut yang tak pernah diduga, dia melangkah dalam indah dunia. Menghampiri jiwa yang semangatnya tengah mereda.

Senin, April 27, 2015

Rantai Cerita di Balik Takdir

Barangkali kita perlu berbalik beberapa saat untuk sekedar menyaksikan rantai cerita yang pernah kita buat. Sebelum tangan kita menyatu pada sebuah genggaman. Sebelum peluk kita bertemu untuk saling menghangatkan. Kita adalah dua manusia yang tidak saling mengenal. Kita bertemu, kita saling menatap selama beberapa detik lalu saling membuang muka. Waktu kemudian bertindak, kita dibuatnya untuk saling mengetahui, dengan cara dan arogannya yang tidak kita hiraukan (mungkin). Namun kita tetap seolah tidak peduli, membiarkan begitu saja semuanya. 

Lama dalam keadaan demikian, akhirnya hati mulai tergetarkan. Titik rasa mulai muncul saat satu senyum menyapa sore itu. Ya, waktu telah membuat kita saling menyapa dengan senyum. Dan rahasia kecil mulai menghias. Dalam setiap detail dan gerakmu, aku mencoba untuk berpura-pura tidak peduli. Dan tahukah bahwa itu adalah sandiwara menyakitkan. Keberpura-puraanku adalah sandungan dan tembok yang menghalangi untuk memulai kata.

Sampai suatu ketika tidak ada alasan bagi kita untuk tidak saling bicara. Detik itu kita mulai saling mengenal. Detik itu pula menjadi awal yang melahirkan jutaan cerita tentang kita hingga hari ini. Lama sudah cerita itu dimulai dan kini kita sudah sampai di sini. Lalu apa yang akan kita lakukan? Apakah kata 'kita' yang tercipta diantara aku dan kamu hanya sebagai pelengkap cerita sebelum akhirnya takdir menjadi penentu? Ataukah kita memang berusaha untuk membuka takdir lebih awal? Atau bahkan kita sebenarnya sudah menemukan takdir?


Anugerah

Kepada Tuhan yang selalu memahami, dari cobaanmu aku belajar. Tegar dalam setiap langkah yang semakin terseok. Tetap kuat di rintik gerimis yang terus menjatuhkan. Dalam derita yang terus menyiksa, ada nikmat yang ternyata Kau selipkan untuk bisa tetap bertahan. Satu nikmat yang kau beri, seolah menghapus ribuan derita yang kau titip. 

Di hadapan nikmatmu itu kini aku menangis. Mengurai air mata sambil melepas sesak yang menahan dada, lalu dalam isak tangis aku bercerita. Anugerah yang telah kau beri adalah sempurna adanya. Bersamanya aku merasa sedikit lebih baik. Ada semangat yang datang entah darimana. Mengisyaratkan bahwa ini hanyalah ujian kecil yang dengan sedikit sabar semuanya akan teratasi.

Minggu, April 19, 2015

Kecupan Nafas

Hembus nafas yang menyentuh wajah. Membuat diam seketika menguasai keadaan kala nafas itu membelai lembut pipi dengan kehangatannya. Muncul senyum diantara debar jantung yang tiba-tiba bergerak cepat tak tertatur. Ingin kudaratkan bibir di keningmu, menceritakan setiap butir bahagiaku saat kita tengah bersama. Ingin kuceritakan lewat kecupan, bahwa senangku tiada tara saat kita sedang berada dalam satu tatap yang sangat dalam

Senin, April 13, 2015

Debu Masa Lalu

Lama kita tak berjumpa wahai masa lalu. Ingin kusapa dan menanyakan kabarmu jika nanti kita bertemu. Adakah ingatanmu masih menyimpan memori kecil tentang seorang yang dulu pernah kau ajak menatap rembulan? Ah, mungkin kau sudah lupa, begitu banyak manusia yang hadir dalam harimu, dan aku hanya secuil wujut yang barang kali jika diibaratkan tanah, adalah debu ringan yang mudah hilang terbawa angin.

Lama waktu berlalu semakin memperkokoh yakinku bahwa kau tidak ingat sama sekali. Aku terima itu, karena memang sudah sewajarnya kau berbuat demikian. Aku pergi tanpa serangkai kabar untuk memberitahumu. Dan aku terima jika kini kau sudah lupa dengan bocah yang dulu menulis beberapa surat padamu untuk menyatakan cinta. Sudahlah, semua adalah masa lalu dan kini kita mempunyai jalan masing-masing menuju bahagia.