Kamis, Maret 26, 2015

Ekspresi Rahasia

"Kepada hujan, barangkali kita memang perlu mengucapkan terima kasih yang dalam. Hadirnya telah membuat apa-apa yang tak terungkap tetap rahasia
(azharologia)

Lelaki pujangga itu mengekspresikan untaian kata dengan sentuhan yang sangat sempurna. Tiada disadarinya apa yang ia tulis telah merambah ruang perasaan dua anak manusia yang sama sekali tidak ia kenal. Bait katanya mengawang menyatukan dua hati yang sedang mengangkuh di antara rintik air yang jatuh menyentuh tanah. Tak sengaja rangkaian katanya menjelma menjadi sindiran untuk dua hati yang sama-sama tidak pernah mau mengungkap akan apa yang mereka rasa. Untuk seorang wanita, sadarilah bahwa setiap kata yang ia lukis adalah umpama dari kita yang hatinya masih terselubung dalam dusta perasaan.

Rabu, Maret 25, 2015

Penghias Kagum

Tiada pernah untaian kagum itu berhenti mengalir untukmu. Jiwamu bisa berbaur dengan setiap lapisan yang kadang sebenarnya tak setara denganmu. Kau tinggi, dirimu berada di atas, tetapi sikapmu adalah sebuah kesederhanaan yang mencerminkan kehidupan bawah. Selalu aku merindu dibuatnya, keramahanmu membuat bathin merasa jauh lebih sempurna. Hadirmu di sini membuat cinta yang sedang mekar merasa jauh lebih terhargai. Satu harap semoga kagum ini selalu menjadi penghias di setiap sudut kelembutan hatimu, saat bersamaku atau pun dengan seorang yang nantinya menjadi pemilik ragamu.

Jumat, Maret 20, 2015

Lancang

Cinta, aku menyatakannya. Dan kini muncul rasa bersalah yang teramat sangat menghujam diri sesaat setelah menjalaninya. Terpikir akhir-akhir ini, betapa beraninya hal itu terlakukan di balik ketidaksempurnaan dan segala kekurangan yang ada. Jujur saja ada malu yang membuat getar jiwa menjadi sangat lemah, juga malu pada dirimu yang jauh lebih baik dalam segala hal. Hingga kini sesal itu masih menghantui, mengapa perasaan itu dulu datang dan aku membiarkannya. Seandainya saja ada akal sehat yang sedikit tahu dari waktu itu, mungkin hal lain akan terjadi. Namun tak terbantahkan bahwa kini benar adanya sayang itu telah hadir. Maaf jika kurang dan tidak sempurnaku telah lancang untuk menyatakan cinta dan akhirnya mencintaimu. 

Rabu, Maret 18, 2015

Suatu Saat di Ketinggian

Menggapai matahari dan setara dengan awan. Suatu saat nanti, dua pasang kaki akan terus melangkah dan mendaki. Perlahan, bahkan mungkin dengan susah payah, kaki-kaki itu akan berdiri di atas dataran tertinggi. Rasa penat akan lenyap kala memandang ke bawah sana. Tersenyum sambil menghirup segarnya udara dari ketinggian. Barisan keindahan dunia akan menyejukkan kembali mata yang sayu.  Ada rumah yang terlihat sangat kecil berjejer rapat, hamparan sawah menguning bersusun rapi, jalan berkelok mengelilingi kota. Indah bukan main, adalah balasan setimpal untuk lelahnya kaki menuju setiap inchi tanah yang lebih tinggi, obat mujarab bagi cucuran keringat yang terus menetes seperti anak sungai. Suatu saat nanti, itulah yang akan kita lakukan. Di sana kita akan berdiri, menyaksikan indahnya alam dalam sebuah ikrar kesungguhan.

Selasa, Maret 17, 2015

Tercecer

Bolekah mulut berkata bahwa yang kini terjadi mungkin adalah sebuah balasan atas penyia-nyiaan yang dulu sempat membayangi langkahmu. Ketulusan yang nyata hanya menjadi angin lalu, kau injak dengan angkuh dan kau biarkan dalam kesendirian di sudut kelas penuh debu. Sedikitpun tiada niat untuk sekedar menghibur hati yang terluka. Bahkan menatap kebelakang untuk sekedar melihat apa yang terjadi saja tidak. Kau terus melangkah dengan kesombongan, meninggalkan tatap yang masih menyimpan harap dari seorang yang hatinya menyukaimu. Itulah hatiku yang dulu kau biarkan tercecer dalam sedih dan kecewa.


Minggu, Maret 15, 2015

Yang Datang Pasti Pergi

http://www.nyunyu.com/medias/2013/07/terimakasih-kau-datang-dan-kembali-pergi-lagi-600x356.jpg 
Mencoba belajar dari ribuan pengalaman yang mereka tulis, bahwasanya setiap yang datang pasti akan pergi ketika urusan telah selesai. Begitu juga akan dirimu yang beberapa bulan terakhir ini mengisi hari. Ada bisikan yang berkata bahwa suatu saat nanti kau juga akan pergi meninggalkanku saat semua urusanmu selesai. Tiada alasan yang mampu menguatkan, dan juga tidak bisa berbuat apa-apa untuk memaksamu tetap tinggal. Hanya doa dan pengharapan yang bisa terus terujar. Berharap agar kau tak pernah bisa menyelesaikan segala urusan. Dimana kau harus tetap tinggal hingga kelak salah satu dari kita meninggalkan cerita di dunia terlebih dahulu.

Sejujurnya, hadirmu telah memberi banyak hal dalam setiap udara yang kuhirup. Merasakan cinta dan rindu, juga merasakan pertengkaran atas landasan rasa sayang. Jikapun ternyata harap tak pernah sampai, senyum akan selalu terumbar untukmu. Kau akan menjadi karya yang bisa kutulis untuk diceritakan pada banyak orang. Percayalah bahwa dirimu akan menjadi seorang yang mereka kagumi. Hadirmu adalah sebuah keberuntungan hebat. Kesinggahanmu mengisi hati adalah bahagia tak terlukis dalam debaran jantung. Terima kasih untuk semuanya.

_Love_

Jumat, Maret 13, 2015

Selamat Untuk Ceritamu



Temaram malam berhias butiran hujan. Di tepi sebuah gedung kita berteduh. Bersama mereka dekat sebuah pintu tua yang mulai keropos termakan rayap. Kepulan asap mulai menyentuh meski hujan tak kunjung reda. Menyapu wajah, menusuk hidung dan mengaduk mata hingga perih. Hanya bara api yang memantulkan sinar dalam gelap kala itu. Mereka semua tertawa. Riuh dalam sebuah percakapan kebersamaan. Aku melihatmu, kau duduk tepat di samping dia yang akhir-akhir ini selalu bersamamu. Kalian terlihat sangat dekat.

Mengapa aku membahas itu? Apakah aku cemburu? Tidak!!!! Aku tidak cemburu karena kalian memang terlihat cocok, setidaknya untuk malam ini. Lagipula saat ini tidak ada alasan bagiku untuk berkata di hadapanmu bahwa aku sedang cemburu. Bukankah kita hanya teman, membahas beberapa topik yang menjadi keseharian kita dalam beberapa waktu. Selamat untuk kehadiran dia di hidupmu kini. Rangkailah cerita indah bersama dia yang kau cinta. Aku akan tersenyum saat kau tertawa bersamanya. 

Publikasi

Beberapa orang sering bertanya jika kita tak bertemu, beberapa juga menyangka buruk saat lama kita tak dilihatnya berdua. Pentingkah itu? Perlukah sebuah publikasi untuk hal yang seharusnya pribadi ini? Ya, mungkin perlu dalam beberapa situasi. Tapi kadang ada kalanya kita akan merasa lebih baik ketika menjalani semua seperti apa adanya. Cinta bukan konsumi untuk keramaian. Cinta adalah dua hati yang saling mengisi dalam bahagia. Tidak ada yang perlu diudarakan. Kita hanya perlu melangkah seperti biasa. Biarkan perputaran waktu yang memberi tahu mereka seperti apa dan bagaimana kita menjalaninya. 

Selasa, Maret 03, 2015

Paralel Dunia

Ceritakan pada angin senja yang berhembus, atau katakan pada air jernih yang mengalir. Ungkapkan keluhmu, nyatakan kesahmu. Kelak aku akan mendengarnya. Keluh dan kesahmu akan sampai. Ada masa dimana angin dan air akan berbisik tanpa kuminta. Menyentuh lembut daun telinga dan mengungkap rahasia akan dirimu yang entah dimana. Yakinilah bahwa cinta adalah paralelnya dunia yang membuat kita selalu terhubung. Jamahan rasa akan selalu menyatu meski kita tak saling bersentuh. Entah di tanah mana dirimu akan berpijak, entah di daratan mana kakiku akan menyentuh tanah, percayalah bahwa cinta tidak akan pernah menyerah.

Terbungkus Embun

Bahwa rahasia tidaklah akan menjadi rahasia selamanya. Rasa mulai menusuk dalam rahasia yang selama ini terjaga dan tertutup sangat rapat. Seiring waktu yang terus berjalan timbul gelagat tak biasa dalam diri kita. Ada kagum yang menimbulkan sayang dan ada rindu yang ingin bertemu. Seulas senyum yang lama tak nampak, juga tutur kata yang lama tak terdengar, menghadirkan tanya tiada berjawab, kapan kita akan bertemu lagi?

Saat hujan terus menetes, berganti embun dan juga gerimis, saat itu juga cinta mulai menghasut. Ingin mengungkap, ingin bicara, ingin menguak rahasia kita. Terbungkus tetesan embun yang terus mengalir ke muara bersama jutaan rasa. Disanakah cinta akan bersatu?

Senin, Maret 02, 2015

Di Antara Butiran Hujan

Biarkan rindu terus mengalir bersama butiran hujan yang suatu saat mempertemukan kita di sebuah muara


Untuk seorang yang barangkali kini sudah terlelap di ranjang kesayangannya, terima kasih atas lakumu hari ini yang membuat aku merasa terhargai. Tulisan yang membuat bathin merasa haru, yang kau gores begitu indah dalam sebuah album sederhana. Sungguh rinduku kembali melanda dibuatnya. Saat kita berjalan di atas ungkapan rasa yang tak pernah bicara, atau di antara butiran hujan yang senantiasa menjaga rahasia. Adakah sempat kita akan mengulang lagi? 

Minggu, Maret 01, 2015

Terpisah Dalam Dekat

Apa yang sebenarnya terjadi masih menjadi sebuah tanda tanya. Kita berpijak di tanah yang sama. Satu kota yang mempertemukan kita dalam sebuah cerita. Tak genap sepuluh kilometer jarak menjadi penghalang. Tapi mengapa terasa sangat jauh? Berpijak dalam satu kota yang sama tak lantas membuat kita menjalani hubungan normal layaknya mereka. Satu pertanyaan kemudian membayang di benak. Apa yang akan terjadi jika jarak memisah kita lebih jauh lagi? Akankah kita masih berada di bawah payung yang sama?

Percayakah dirimu, akan ada masanya nanti ketika kita berdiam di kota yang berbeda. Masihkah cerita ini akan terus berlanjut sesuai alurnya? Jujur saja kadang rasa takut muncul setiap malam sebelum mata terpejam. Terbawa mimpi dalam beberapa situasi. Adakah sosok yang lebih sempurna yang akan Tuhan hadirkan ketika dirimu menjauh suatu saat nanti?

-Aku merindu-