Minggu, April 27, 2014

ingin Melihat Lagi

Entah mengapa sejak malam itu ingin sekali rasanya wajah itu hadir setiap saat di sini. Ada kerinduan yang membuat hati gelisah ketika tak melihatnya. Ada perasaan aneh ketika pagi ini aku terbangun dari tidur yang hanya beberapa jam saja. Seakan sangat ingin, ketika aku membuka mata yang pertama kali kulihat adalah senyum manisnya. Entah apa yang terjadi tadi malam. Alur yang tidak pasti itu membuat aku menjadi berfikir aneh dan berharap yang aneh-aneh pula. Tidak ada reaksi berlebihan yang aku rasa tadi malam saat kami bertemu. Ya bertemu hanya dengan sebuah senyuman, tanpa ada kontak atau pembicaraan yang berlanjut. Dan sepertinya kontak yang sangat terbatas itulah yang menjadi problemaku pagi ini. Sangat ingin rasanya aku melihat senyum itu lagi. Wajah semoknya yang lucu dan menggemaskan. Sedikit mengkilat akibat pantulan lampu teras berwarna putih. Dan sungguh sangat jelas keagungan tuhan memahat wajah yang begitu sempurna, memberikan tubuh yang indah, dan memasukkan hati dan jiwa yang bersih ke dalamnya. Kesempurnaan yang sulit ditemukan lagi di belahan manapun di dunia ini.

Akan menjadi sebuah sesal besar ketika aku melihatnya ada dalam dekapan orang lain nanti. Akan muncul penyesalan tiada akhir  ketika aku melihat seorang di sampingnya membuat dia tersenyum. Tak terbayang bagaimana rasanya jika itu benar-benar terjadi. Dipastikan aku tidak ingin mengenal orang yang menjadi pendampingnya.

Dan aku kini berada di tengah kebodohan. Aku tidak ingin melihat kaum adam lain ada disisinya. Namun juga tak ada keberanian dalam jiwa untuk menyatakan sesuatu yang membuaatnya terikat denganku. Aku tidak mampu berkata dan berterus terang. Hanya senyum ketika itu mewakili semua yang berkecamuk di jiwa. Dan sangat sulit untuknya menerjemahkan maksud dan arti dari senyumku ketika melihatnya. Mungkinkah dia menyadari pandangan ku ketika bertemu, akankah dia tahu mata ini begitu sangat dalam memandang bola matanya. Menyalurkan benih-benih kekaguman yang terus tumbuh dan berkembang menjadi sebuah rasa suka, dan kini, ketika aku bangun pagi ini, rasa suka pun sepertinya sudah bermetamarfosis menjadi rasa sayang dan ingin memiliki. Tinggal bagaimana cara mengungkapnya dengan sebaik mungkin. Lagi-lagi disini faktor keberanian dipertaruhkan. Dan itu sungguhlah yang menjadi penyandung untuk terus melangkah. Rasa sudah begitu yakin atas apa yang sebenarnya berkecamuk dalam diri. tinggal tindakan yang tak kunjung bergerak untuk memberi kejelasan tentang semuanya. Agar tidak ada yang menggantung dan dapat melangkah lebih leluasa di beberapa hari selanjutnya.

Lama tidak 'mengenal' wanita, menimbulkan kekakuan tersendiri saat dekat  dengan cara lain bersama titisan hawa itu. Semua serba kalu dan kaku. Rasa sayang yang tulus belum cukup mampu untuk menggerakkan mulut agar beberapa kata maut penakluk wanita keluar. Dan sepertinya adalah sebuah kemustahilan melihat tidak ada tanda-tanda itu terjadi. Kata-kata yang membuat wanita terbang itu, masih terkubur dan masih sangat jauh dari permukaan. Keberaniaan yang ada belum mampu untuk menariknya ke permukaan. Akankah sang waktu mau memberi sedikit keringanan hingga kekuatan dan keberanian benar-benar menyatu. entahlah. tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Untuk saat ini, biarkan rasa yang semakin indah itu terus bermetamarfosis sampai suatu saat dia muncul dengan sendirinya. Kedekatan yang akan menarik secara perlahan semua rasa terpendam itu.

Tak tersampaikan

Malam ini dia kembali berada di boardinghouse ku. Salah satu kamar di sini telah menjadi basecamp pertemuan mereka. Persahabatan yang lahir layaknya cinta lokasi lahir. Satu kelas selama 6 bulan membuat mereka demikian akrab jadinya. Sampailah salah seorang dari boarding house ini merelakan kamarnya untuk dijadikan basecamp tempat mereka berkumpul. 

Weekend ini terasa melelahkan karena baisanya adalah hari libur sementara kali ini, kegiatan kemahasiswaan mau tidak mau mengurangi istirahat sabtu ini. Sedikit melelahkan ketika aku kembali berada di tempat peristirahatan Bahkan setelah mandi sebersih mungkin dengan hampir berada satu jam di kamr mandi, tak membuat rasa lelah itu pergi seratus persen. Ada sisa yang menuntut untuk aku tetap berada di atas kasur dan tidur lebih awal untuk kali ini. 

Terdengar suara heboh di salah satu kamar bernomor ganjil yang membuat mata yang baru saja terpejam melek kembali. Suara kaum hawa yang begitu kentara tidak jauh dari gerbang masuk membuat otak dan mata tidak jadi beristirahat lebih cepat. Tampak jelas kehebohan yang terjadi ketika aku berniat membuka laptop akibat tidak bisa tidur. Alunan suara Pierre Bouvier yang menyanyikan lagu berjudul Welcome to my life menusuk ke gendang telinga. Mulai mengudara bayangan di otak yang telah mengada-ada. Efek dari lirik-lirik yang di alunkan sang vokalis yang begitu menyentuh. kehebohan di luar terus terjadi dengan campuran berbagai macam suara, membuat suara vokalis simple plan yang khas itu seolah ikut bercerocos tidak jelas. 

Aku keluar dari kamar karena entah mengapa walaupun hujan baru saja di muntahkan dari langit, udara malam kota sejuk ini terasa begitu panas. Keringat sudah mulai menempel di baju yang menutupi tubuh bagian atas. Pintu kamar yang sebelumnya tertutup itu kini ku buka lebar-lebar agar udara bisa berganti lebih leluasa. 

jreeeenngg. Apakah sebuah kebetulan atau memang sudah ada maksud lain, tepat ketika pintu kamar terbuka dengan lebar selebar-selebarnya, sesosok tubuh berjalan melintas dengan begitu anggun. Rambutnya yang sedikit lembab tergerai menemani raut wajahnya amat jelas memperlihatkan kelelahan. Dia berjalan melintas menuju kamar mandi setelah meninggalkan sebuah senyum. Begitu indah da mempesona broo. Kelelahan yang terlihat di wajah cantiknya tak mengurangi keindahan dari senyum yang baru ia tinggalkan. Justru wajah lela yang mengkilat karena campuran keringat dan minyak terutama di bagian pipinya yang sedikit tembam itulah Tuhan menghadirkan keindahan yang lebih. Entah mengapa itu sangat menarik perhatianku yang sudah sangat lama tidak merasakan getaran-getaran tidak jelas akibat perempuan. ingin sekali rasanya mencubit halus pipi tembem berminyak itu. Mengkilat dan menghasilkan kolaborasi yang sangat cantik bersamaan dengan bola mata dan senyum dari bibirnya.

Beberapa orang di pojok sana memperhatikan dengan sangat jelas. Mereka tahu ada sesuatu yang tidak terungkap dari aku yang memang satu-satunya masih sendiri di sini. Senyum mereka bermaksud ganda. Senyum yang terlihat jelas dari jarak yang cukup jauh karena boarding house ini berbentuk memanjang. Ada support dari mereka. Dan senyum itu menunjukkannya. 

Tetapi tidak semudah itu. Lama tidak merasakan hal yang indah membuat kekakuan luar biasa ketika berada di depan sang pujaan. Berujung pada salah tingkah yang akhirnya disalahartikan oleh beberapa orang. kekaguman memang jelas hadir dari hati. Dan itu adalah hal utama mengapa pandangan yang begitu tulus ini tercipta setiap melihat keindahannya. dan beberapa orang menyadari bahwa tatapan ini lain. Tidak sedang menatap seorang berlalu di depan mata. Ini adalah tatapan dari hati yang penuh caruk-maruk dan tidak karuan, karena otak tidak mampu lagi menerjemahkannya. tetapi kekaguman memiliki batas sampai mana ia bisa mengendalikan diri. Atau mungkin saja ini lebih dari sekedar kekaguman biasa. 

Jika berbicara lebih jujur, memang ada kesenangan dan terbersit kebahagiaan saat wajah itu hadir di tempat ini. Atau dimana saja saat mata ini melihatnya. Bayangannya akan sangat lama berada di pelupuk mata. Sampai ia benar-benar lenyap dari pandangan. Namun bayang semunya sudah sangat melekat dan tidak lagi bisa menghilang. Mungkinkah dia orang baru yang dihadirkan tuhan menemani kesendirian yang kini telah melanda. Mengobati luka yang dulu ada dan sampai sekarang masih membekas. Adakah itu akan terjadi, masih penuh tanda tanya. Hati ini sangat damai melihat senyumnya mengambang dan berharap senyum itu selalu hadir. Sayang sekali aku bukan seorang yang bisa membaca isi hati orang lain. Seandainya aku tahu apa yang kini ada dalam bathinnya, tentu aku akan melangkah lebih jauh jika yang dia rasakan sama. Dan akan berhenti berharap dan mengkhayal tidak jelas jika dia tidak punya rasa sama sekali. Saat ini situasi yang tidak tepat benar-benar ada di seberang. Sedikit kesalahan saat melintas, tidak akan aku lihat lagi senyum indah itu. dan pasti akan ada kerinduan tak tertahan jika itu semua terjadi. Kerinduan yang benar-benar akan menyiksa siang dan malam.

Kini, hati ini berusaha untuk tetap sebagai pengagumnya saja, mungkin ada orang yang lebih baik yang akan berada di sisinya, menemani hari-harinya dan membuat ia selalu tersenyum. tetapi di balik itu semua juga terbersit beberapa doa, bahwa orang yang pantas itu sebenarnya adalah sang penggores ini. Berharap bahwa tidak ada yang lebih baik dari diri ini untuk mememaninya hingga kelak kelopak mata tidak berdaya lagi untuk memperlihatkan bola matanya yang sungguh menawan.


Sabtu, April 19, 2014

Keindahan, Pengecut, Pecundang

Salahkah untuk sekedar mengagumi keindahan di balik kaca mata minus itu? Apakah ada yang aneh? Rasanya tidak. Sama sekali tidak. Tidak ada yang bisa melarang. Aku mulai menyenangi mata yang begitu anggun itu. Meski sangat sulit untuk melihatnya secara langsung, namun leawat beberapa foto yang aku pandangi dalam-dalam, mata itu mengandung makna yang begitu besar. Tatapan yang tidak pernah kosong dan memiliki makna yang luas. Tatapan yang penuh dengan makna yang tak terpecahkan. Mungkin ada rasa, ketika tatapan mata itu menyentuh tubuhku. Ada keindahan dan belaian hangat yang terasa ketika itu. Ilusikah? Hanya bayangan karena terlalu menyenangikah? Atau memang benar-benar mata itu memiliki makna lebih dari sekedar tatapan. Tidak hanya untuk melihat, tetapi juga sebagai penyampai pesan yang hanya beberapa orang dapat mengartikan. Apakah aku adalah salah satu dari sedikit orang yang mengerti dan mampu menjadi kamus penerjemah? Entahlah, tapi kurasa begitu. Bukan tanpa alasan, bukan hanya karena kesenanganku untuk menatap bola mata itu. tetapi ada yang aneh ketika tatapan itu sekilas menghadirkan getaran yang datang tiba-tiba. Seolah ingin memberi perhatian yang lebih, namun tak ada cara untuk memulai. seolah ingin menemani namun tak pernah ada kesempatan yang datang. Biarlah, mungkin memang belum waktunya, tetapi kala tuhan kelak mengizinkan, maka tatapan dari bola mata nan indah itu akan selalu hadir menghiasi. 

Tidak untuk sekarang, mungkin suatu saat. Akan ada hal indah yang terjadi. Pertemuan yang sering terjadi tanpa kontak yang berarti seperti sekarang ini. Ucapan hay yang biasanya keluar, kemudian di iringi senyum yang membuat malaikat terpukau, akan terus mengalir dan terus untuk selamanya. Akan menghibur hati yang sedih hanya dengan beberapa ekspresi wajah. Sungguh keindahan yang nyata membayang di benak ketika itu. Seolah khayalan berlebihan ini tinggal menunggu waktu saja untuk benar-benar menjadi sebuah kenyataan. 

Kala malam yang dingin seperti sekarang ini menusuk tubuh, bayangannya seolah memberi sebuah kehangatan. Lewat pelukan mesra, wanita itu membelai rambut sang pangeran yang tengah kedinginan ini. Dia mengerti, dan dia paham apa yang terjadi, apa yang tengah terasa, dan apa yang harus ia lakukan. Bayangan-bayangan indah yang sama sekali tidak ada tanda untuk menjadi kenyataan ini selalu menjadi bunga tidurku. Sebelum mata terpejam, ataupun saat mata sudah terlelap dengan begitu damai. Merasakan tatapannya, anggunnya bola mata yang selalu memberikan pandangan penuh makna, dan bayangan akan kelembutan tangannya menyentuh corak-corak wajahku yang rasanya tidak karuan. Jauh kalah dengan kontruksi wajah yang tuhan berikan untuknya. Ah, sungguh indah makhluk yang aku kagumi ini. Sebait doa selalu terukir selesai sholat, terselip diantara doa-doa lain. "Ya Tuhan jika dia jodohku, maka dekatkanlah, namun jika dia bukan jodohku, tetap jodohkanlah Tuhan." 

Doa yang sedikit memaksa. Doa tidak baik akibat kekaguman luar biasa terhadap seseorang. Sulit untuk di bendung dan ditahan. NAmun hati tak kuasa untuk berkata dan mengungkapkan yang sebenarnya. terpaku dan terdiam. Hanya mampu untuk sebatas mengagumi dan suka. Sepertinya begitu. Hati adalah organ kecil yang tidak punya kekuatan untuk berbohong. benih-benih yang tak pernah disemai itu mulai tumbuh. tumbuh begitu saja seolah tertanam di tanah vulkanik yang begitu subur. Tak perlu pupuk dan perawatan berarti. Sayang sekali tak pernah untuk terungkap hanya karena ketiadaan keberanian. Kata gentleman menguap dan bercerai berai saat sosok itu ada di depan mata. BAhkan melihat hal yang sangat dikagumi pun sama sekali tak sanggup. Jika pun pernah, hanya sekilas dan sepersekian detik tanpa pernah beradu pandangan. Seakan diri ini adalah seorang yang bodoh dan pengecut. Harus di akui karena memang begitulah adanya. yang namanya keberanian benar-benar sirna saat itu juga. Hanya karena sesosok makhluk lain yang tuhan ciptakan sebagai teman hidup, membuat jiwa benar-benar merasa menjadi seorang pengecut dan sekaligus pecundang.

Selasa, April 15, 2014

Keanggunan dan Senyuman



               
Selalu hanya sebuah sapaan dan senyuman. Tidak kurang dan tidak lebih. Naun dari situlah semua berawal. Semua seolah terwakilkan oleh senyuman yang saling bertemu. Tidak ada banyak kata yang terucap takkala sepasang mata ini melihat sepasang mata lain di balik kacamata itu. Makna dalam yang tersirat menyatakan lewat sebuah telepati bahwa senyum yang saling beradu itu sangatlah tulus. Senyum yang tidak dibuat-buat dan tiada keterpaksaan di dalamnya. Senyum yang melahirkan sebuah kedamaian dalam jiwa yang tengah kosong setelah tinggal beberapa saat lamanya. Dia seolah hadir membawakan sebuah ketentraman untuk menyejukkan jiwa yang tengah panas. Dibalik kacamata itu, aku melihat bayanganku sedang menghiasi bola matanya yang hitam. Tatapan itu, tatapan yang sangat jarang aku rasakan. Tatapan yang benar-benar tulus dan dengan sepenuh hati.  Tatapan yang hanya beberapa detik, menimbulkan sebuah kesan mendalam yang menghasilkan gejolak yang memberontak.
                Taka da tempat bagiku untuk menumpahkannya. Semua begitu nyata, dan semua sungguh luar biasa. Keanggunan jelas terlihat dari kesemokan tubuhnya. Kilauan rambutnya yang panjang adalah pesona lain yang dimilikinya. Rambut itu dibiarkan lepas tanpa ikatan. Terurai dan bebas bergerak bebas kesana kemari.
                Sungguh indah pemandangan malam ini. Melihat sesosok keindahan yang terhampar di depan mata. Gejolak dada yang langsung tak beraturan ketika senyumnya muncul dari bibir yang sangat sensual. Ah, sungguh tak tertahankan keindahan itu. Banyak khayalan yang kini beterbangan dipelupuk mata. Pernah bahkan sering hati ini menjadi berharap seandaikan keindahan itu tuhan titipkan selama aku menjalani kehidupan di dunia ini. Entah mengapa harapan itu muncul tiba-tiba. Begitu saja ketika senyum itu kembali teringat dan terbayang wajahnya nan anggun mulai menusuk ke relung hati. Khayalan tak berguna pun bermunculan. Indah memang, namun tiada artinya ketika khayalan tetaplah khayalan selamanya. Selalu ada kemungkinan khayalan itu terwujut. Namun dalam posisi seperti ini mungkinkah semua itu?? Banyak orang berkata tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Namun tanpa usaha kemungkinan itu bahkan menjadi sangat tidak mungkin.
                Bukan tidak ada usaha apalagi tidak mau berusaha. Situasi yang sangat tidak baik yang aku alami sekarang membuat aku tidak berani untuk melangkah lebih jauh. Di luar konteks kekakuguman terhadap kenggunan ciptaan tuhan itu, aku memiliki sebuah alasan mengapa aku hanya berjalan di tempat. Saat ini tidak ada yang lain selain cukup untuk mengagumi saja. Mengagumi dari jauh merupakan hal besar yang aku lakukan. Aku menyimpan dalam-dalam yang tengah aku rasakan kini. Aku menutupnya rapat-rapat. Cukup aku dan tuhan yang tahu. Tetapi yang namanya manusia adalah makhluk tuhan yang cerdas. Dia bisa membaca situasi dan kondisi yang tengah terjadi. Sebagian dari kawan dekatnya yang juga temanku mulai mengetahui apa yang terjadi. Perasaan yang ada di hati selalu tersirat di raut wajah dan itu tidak terelakkan. Dan mereka adalah orang cerdas yang mengetahui apa yang tengah berkecamuk dalam kedamaian bathinku.
                Semakin hari semakin sadar mereka akan semua ini. Sepertinya mulai ada percomblangan disini. Sangat munafik jika aku menolak hal itu. Karena sebenarnya itu adalah keinginan besar yang masih tersegel. Jika mengatakan iya terhadap percomblangan itu, maka ada resiko yang akan menanti di depan. Bisa jadi tidak akan terlihat lagi senyum yang indah dari tubuh anggun itu. Mengatakan tidak berarti telah membohongi diri sendiri. Keduanya sama-sama memiliki resiko. Semua punya positif dan negative. Dan untuk saat ini tidak ada satupun pilihan yang memungkinkan. Pertimbangan apapun tidak memiliki arti. Dan ketika pertanyaan itu kembali timbul, maka hanay senyumlah yang bisa menjawabnya. Senyum yang berarti keambiguan. Beberapa makna tersirat dari sebuah senyum. Bisa berarti ya, dan bisa saja berarti tidak. Untuk saat ini, berdasarkan pandangan mereka senyum itu bermakna ‘ya’.
                Dikala tubuh ini terbaring, semua keindahan yang disaksikan saat bertemu sang bidadari nan anggun itu kembali membayang. Semua melintas di langit-langit kamar. Mengantarkan hingga tubuh ini terlelap dengan menyunggingkan senyum yang penuh makna. Ketika keheningan malam mulai terasa, bayangannya kembali menyapa, sorotan mata tadi ekmbali teringat, senyumnya hadir lagi. Sebuah pertanyaan muncul, “sedang apakah dia sekarang? Adakah bayanganku di kala malam datang sebelum matanya terlelap? Atau adakah aku dalam bunga tidurnya yang indah? Berjuta pertanyaan lain muncul tentang aku dan dia malam ini. Pertanyaan tanpa jawaban, muncul hampir setiap malam sesaat sebelum mata ini terpejam.

Selasa, April 08, 2014

Dream Before Sleep

entah apa yang malam ini terasa, rasanya sungguh sangat diluar semua kesadaran yang ada. Aku hanya berusaha untuk mencoba bersikap seperti biasa. Tapi sesuatu mengganjal di salah satu ruang hati yang bergerak ke pikiran dan otak. Semua berubah menjadi beban dan terus menjadi batu sandungan untuk berpikir jernih. Sedikit rasa aku punya untuk semua ini. Entah kepada siapa, terlalu banyak orang yang hadir dalam kehidupan ini. terlalu banyak wanita yang melintas di depan mata. Semua sama. Tidak ada yang mencolok diantara mereka. Seperti diperintahkan untuk memilih salah satu makhluk tuhan yang indah ini. kegalauan menjadi teman dikala malam menjelang. Bayangan mereka selalu hadir dalam setiap situasi berbeda. mereka hadir dengan senyuman, dengan godaan da dengan kelebihan masing-masing. Adalah sebuah pilihan sulit ketika suatu saat nanti aku akan memilih. Aku memiliki kelebihan masing-masing pada diri masing-masing mereka. Semua seolah menutupi kekurangan masing yang ada pada diri ini. Pernah aku berikhrar untuk tisak sampai tergoda akan rayuan dunia ini. Tapi semua terasa begitu berat ketika semua mulai dijalanai. Aku terus mencoba dan sepertinya rasa lelah  mulai melanda. Aku kini sangat menginginkan seorang hadir menemani dan berada disampingku ketika aku berjalan. Aku menginginkan itu, namun siapa? Siapa yang pantas, siapa yang mau mendampingi, dan siapa yang siap untuk semua itu?? 

Selama ini aku terus mencari, mencari yang sempurna, mencari yang terbaik. yang ternyata itu adalah sebuah ketidakbaikan. Aku seolah telah sempurna sehingga juga memilih yang sempurna. Aku terlalu spmbong untuk semua itu. Aku menyadarinya. Sebagai seorang yang normal, tidak mudah untuk mengubahnya. Aku memang menyadari apa yang aku lakukan salah, tetapi proses juga adalah salah satu faktor untuk kesadaran itu benar-benar menjadi sebuah kenyataan. 

terlalu sulit, dan butuh perjuangan yang berat. Beberapa saat aku senang dekat dengan beberapa orang, namun seorang yang selalu tersenyum manis saat kusapa itu menjadi daya tarik yang sangat luar biasa. Seperti sudah tertambat hatiku padanya, sebuah kedamaian hadir begitu saja kala aku melihat wajah itu. Sebuah anugerah yang beruntung bagi siapa yang mendapatkannya. Dan tentu penuh dengan harapan laki-laki yang beruntung itu adalah orang yang sedang dimabuk galau ini. 

Sebuah kesempurnaan ia hadirkan di depan mata. Tuhan memberikan keindahan yang nyata dihadapan mata ini. Begitu besar nikmat itu dan tiada alasan untuk tidak mengakuinya. Sungguh indah merona wajah itu. wajah metropolitan yang kini hadir di kota di kaki gunung. Sedikit harapan kota sejuk ini menjadi saksi bisu pertemuan kami dan sekaligus menjadi saksi terlahirnya sebuah hubungan yang nyata dengan ikatan yang sangat kuat tak terpisahkan.

entah mengapa aku menjadi terlalu berharap kini. Setelah berselisih tadi siang di sebuah kampus megah di pusat kota ini, aku merasakan hawa yang berbeda dari biasanya. Hawa dingin kala hujan itu, berubah mejadi hangat seketika tepat setelah berpapasan tadi sore. Dan entah mengapa aku ingin menoleh kembali kebelakang, melihat dia melangkah semakin jauh, dengan lenggok yang sangat anggun yang di topang postur tubuhnya, dan juga sambil berharap dia juga menoleh ke belakang untuk melihat sang pangeran yang sedang memperhatikannya. 

Aku kini berharap bisa bertemu sesering mungkin dengannya, meski hanya sekedar sapaan yang keluar dari mulut yang tiba-tiba menjadi kaku ini, tetapi jauh lebih dari cukup untuk membuat hati ini bergetar. Wajah yang sungguh anggun mempesona, aku ingin setiap hari hadir di hadapanku, memberikan sebuah semangat, membuat hari-hari lebih berwarna dan yang pasti akan menjadi banyangan indah sebelum mata terlelap ketika malam tiba. Semoga mimpi malam ini lebih indah.

Senin, April 07, 2014

Sekedar mengagumi


Baju kuning dengan paduan hitam itu terlihat sangat cantik. Dipadu wajahnya yang manis menjadi seperti bidadari yang terlihat di siang bolong ini. Senyumnya yang lepas menghadirkan kesan sendiri yang menunjukkan pribadinya. Oma yang cantik. Panggilan yang cukup indah bila disematkan. bukan karena dia lebih tua, hanya sebuah guyonan belaka agar tidak terlalu garing yang ternyata sekarang mulai melekat. Kecantikan itu sungguh luar biasa. Keelokan paras dibalik balutan hijabnya membuat damai mata ketika memandang. sungguh sulit untuk bisa menatap wajah itu. Keayuan wanita jawa sungguh membuat luluh hati yang sedang kosong ini. Yang dia katakan dulu bahwa gadis jawa punya keayuan alami rupanya terbukti. Benar atau salah yang jelas hari ini adalah hari dimana sebuah pembuktian hadir. Sangatlah indah paras itu. Siapapun pasti luluh dan tidak bosan menatap keindahan di depan mata yang kini sedang tersenyum. Sebuah anugerah apabila berada di sisinya. Sebuah kebahagiaan akan lahir apabila berjalan disampingnya. Mungkin seperti itu analogi ketika sedang mengagumi seseorang.


Jujur, aku sangat mengagumi paras itu. Aku menyukainya. Tidak hanya paras, tetapi balutan dari keindahan hijab itulah yang menjadi sumber kecantikan itu. Wujut bidadari yang sedang berada di bumi, mendamaikan suasana hati yang sedang sedikit panas dan tidak berimbang. 

Kekaguman. Mengagumi. Hanya itulah kata yang tepat. Tidak lebih karena rupanya terlalu elok untuk seorang yang sebatang kara di perantauan ini. yang tidak punya apa-apa kecuali tekat untuk merubah kehidupan menjadi lebih baik. Sungguh sangat sayang sekali apabila bidadari yang begitu menawan bersanding dengan seorang yang tidak jelas masa depannya ini.  hanya berusaha untuk menahan diri tanpa membohongi isi hati yang sebenarnya. Mengagumi dan cukup sampai di situ saja. Ada bayangan kadang melintas, menyuruh untuk menjadi seorang yang lebih gentle dan berucap kata di depannya, tapi tak mampu mempengaruhi jiwa yang terkekang akan rasa minder yang terus membelenggu. Hanya dongeng yang menyatakan bahwa seorang laki-laki biasa mendapatkan putri kayangan yang sangat jelita. 

Bukan menyerah dari sebelum berperang, tetapi logika yang berbicara juga harus menjadi perhatian agar saat jatuh tak begitu terasa sakit. Cukup hanya melihat, mengagumi, dan memandangi keindahan turunan hawa itu dari jauh. Itu sudah melebihi apapun untuk membuat jantung bekerja lebih cepat. 

Tidak ada yang akan menyadari hal ini. termasuk sang bidadari yang selalu bercahaya parasnya itu. Dia adalah dambaan orang-orang hebat. Dan tentu juga akan lebih memilih orang-orang hebat yang jauh lebih baik. Mungkin hanya sebuah senyum yang akan selalu hadir untuk kebahagiaanya. seorang disini akan selalu mengagumi dan melihat dari jauh saja. Orang itu akan stersenyum bahagia apabila sang bidadari nya juga berada dalam kebahagiaan.

Cinta dan Logika

tidak selalu cinta hadir disaat yang tepat. Kadang cinta justru hadir disaat kita tidak mengharapkannya. Dia datang tidak diundang. Mengalir sendiri melalui jiwa-jiwa muda yang tengah kosong. Menysuri tiap lorong yang gelap dan memberi sebuah sinar terhadap semua yang dilaluinya. ketika hati baru saja melepas yang terkasih, dia datang memberi sebuah pencahayaan. Ketika terasa begitu gelap dia menghadirkan secercah cahaya yang menusuk. Silau sungguh silau. Sejenak terasa hangat dan menggembirakan. Namun ketika mulai benar-benar dapat membuka mata, tampak dengan jelas bahwa cahaya yang baru saja hadir sebenarnya tidak diharapkan. Meski kehangatan terasa begitu indah, semua hanya sebuah kesemuan belaka. Hanya sementara. Hanya terasa ketika sinarnya begitu terang. Kala sinar itu redup, seketika kehangatan pun hilang tiada bekas. BAhkan menimbulkan penyesalan mengapa harus ada secercah cahaya tersebut muncul. Mengapa sampai terlena dengan sebuah bayang-bayang yang jelas-jelas tidak nyata.

Hadirnya cinta memang tidak selalu tepat. Bahkan sekarang. Ketika hubungan yang sempat putus kembali mulai tersambung. Kala itulah cinta yang baru hadir. benar-benar bukan moment yang tepat. Menghadirkan air mata dan kekakuan dalam pertemanan. Sebisa mungkin untuk dihindari, namun tetap saja air mata itu terus saja mengalir. Menghadirkan masalah baru. Dilema hidup semakin rumit dibuatnya.


Sudah dikatakan di awal bahwa ini bukan waktu yang tepat. hanya saja cinta adalah sosok bandel yang tidak mau mengikuti logika yang seharusnya. Memaksakan kehendak dan egois. membuat semua menjadi fair layaknya sedang berada dalam medan peperangan. tidak ada kewarasan dalam menghadapinya. Cinta tidak membutuhkan otak yang terlalu sehat dan waras. Dari sela ketidaksehatan dan ketidakwarasan itulah dia masuk menginfeksi hati yang tidak tahu lagi memilih mana yang lebih baik. Menginfeksi logika sehingga tidak berjalan sama sekali. Mematikan hubungan antara logika dan kenyataan. Sekarang semua menjadi fair. tidak ada yang salah. Yang menagis adalah yang lemah yang tidak mampu mengekspresikan cinta. Cinta telah masuk, telah menginfeksi dan sebentar lagi akan menguasai diri. Mempengaruhi hati, bekerja mengendalikan otak, memutus saraf kesadaran untuk berfikir, kemudian menjadi masinis tubuh melakukan segala hal yang ia inginkan.

Begitulah ketika cinta sudah menguasai, dia tidak lagi jauh berbeda dengan nafsu. Bahkan tidak menuntut kemungkinan untuk bekerja sama mendapatkan keindahan semu yang hanya sementara yang berujung pada air mata yang berderai, yang mengahdirkan sungai berikut dengan anak-anaknya di raut wajah indah nan berseri.

Jumat, April 04, 2014

Semu

Telah menjadi sebuah masalah besar ketika seorang wanita hadir dalam keseharian melebihi apa yang seharusnya terjadi. Dari awal aku selalu bertahan dan terus mencoba, mengendalikan diri, dan berusaha agar ini tak pernah terjadi. Jujur aku belum siap. Entah mengapa aku tidak menginginkan hal itu sekarang, meski kadang aku berada di tengah-tengah keintiman orang-orang sekitar, namun aku masih tidak memiliki niatan yang keras untuk sedikit merubah kesendirian ini. Aku betah dengan hidupku sekarang. Aku mencintai hidupku yang seperti ini. Dan aku enjoy menjalani hari-hariku.

Bukan tidak pernah aku merasakan kesepian. Pernah, bahkan cukup sering. Tetapi sesuatu yang lain telah kuat untuk menjadi inhibitor dan sudah tidak dapat lagi dipisahkan. Kini tinggal menjalani hari-hari dengan apa yang seharusnya aku jalani. jauh dilubuk hati, aku memang menginginkan sebuah perhatian yang sedikit lebih. Aku membutuhkan seorang yang bisa menemani, seorang yang bisa mengusir sepi dalam jiwa, seorang yang bisa mengisi ruang kosong, dan seorang yang ada kapanpun untuk menemani. Aku membutuhkannya, aku menginginkannya, dan aku juga mengharapkannya. Tetapi dibalik itu semua, sebuah alasan kuat mengikatku untuk tetap bertahan. Memaksaku untuk tidak mengikuti keinginan yang tengah aku miliki. Dan inilah penyebabnya. kesendirian ini adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dipindah dan dipisahkan dariku.

Sempat aku ingin melanggar semua ini. Ketika di awal aku merasakan kebahagiaan yang luar biasa saat aku berada disamping seorang kaum hawa. Keindahan yang terasa ketika itu sangatlah istimewa. Namun ketakutan untuk melangkah lebih jauh memaksaku untuk segera menjauh. DAn aku menjadi seorang pecundang. Air mata menetes karenaku. Kesedihan menghampiri akibat ulahku. DAn aku kini berada dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan.

Aku baru saja memiliki rasa sayang itu, namun rasa yang baru itu juga harus segera lenyap saat itu juga. Agar tidak ada konflik batin dan perasaan yang terjadi beberapa waktu setelahnya. Aku menjadi seorang pengecut. tapi mungkin itu lebih baik dari pada terus berada dalam kesenangan yang sebenarnya masih semu ini. Bukan kebahagian nyata, masih disertai kelabilan layaknya pelajar SMA, masih belum bisa memilah mana yang seharusnya dan mana yang tidak seharusnya. Aku pernah untuk mencoba bersikap lebih dewasa, melakukan pertimbangan dengan sebaik mungkin. Tetap saja naluri yang masih belum sempurna tidak membuatku melakukan hal yang terbaik. Sehingga seperti saat ini, mungkin akan bermuara kepada hal yang tidak diinginkan. meski tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi setelah ini, perasaan tetaplah tidak bisa membohongi. Aku berfirasat kedekatan ini bukanlah yang terbaik, setidaknya dalam waktu dekat ini. Aku merasa sebuah keganjalan, belum ada sebuah kesiapan yang matang untuk itu. Dan sebenarnya masih sama-sama berpikir, namun pikiran jernih terhalang oleh semunya kebahagiaan yang ada sekarang.

hanay saja, jika suatu saat kita berada di jalan yang sama, pecundang ini akan menjemput, membimbing, dan menyertaimu menuju kebahagiaan yang sesungguhnya. Tidak ada lagi tumpahan air mata, diganti senyum dan canda tawa yang akan hadir di setiap hari-hari yang akan kita jalani