Minggu, April 27, 2014

Tak tersampaikan

Malam ini dia kembali berada di boardinghouse ku. Salah satu kamar di sini telah menjadi basecamp pertemuan mereka. Persahabatan yang lahir layaknya cinta lokasi lahir. Satu kelas selama 6 bulan membuat mereka demikian akrab jadinya. Sampailah salah seorang dari boarding house ini merelakan kamarnya untuk dijadikan basecamp tempat mereka berkumpul. 

Weekend ini terasa melelahkan karena baisanya adalah hari libur sementara kali ini, kegiatan kemahasiswaan mau tidak mau mengurangi istirahat sabtu ini. Sedikit melelahkan ketika aku kembali berada di tempat peristirahatan Bahkan setelah mandi sebersih mungkin dengan hampir berada satu jam di kamr mandi, tak membuat rasa lelah itu pergi seratus persen. Ada sisa yang menuntut untuk aku tetap berada di atas kasur dan tidur lebih awal untuk kali ini. 

Terdengar suara heboh di salah satu kamar bernomor ganjil yang membuat mata yang baru saja terpejam melek kembali. Suara kaum hawa yang begitu kentara tidak jauh dari gerbang masuk membuat otak dan mata tidak jadi beristirahat lebih cepat. Tampak jelas kehebohan yang terjadi ketika aku berniat membuka laptop akibat tidak bisa tidur. Alunan suara Pierre Bouvier yang menyanyikan lagu berjudul Welcome to my life menusuk ke gendang telinga. Mulai mengudara bayangan di otak yang telah mengada-ada. Efek dari lirik-lirik yang di alunkan sang vokalis yang begitu menyentuh. kehebohan di luar terus terjadi dengan campuran berbagai macam suara, membuat suara vokalis simple plan yang khas itu seolah ikut bercerocos tidak jelas. 

Aku keluar dari kamar karena entah mengapa walaupun hujan baru saja di muntahkan dari langit, udara malam kota sejuk ini terasa begitu panas. Keringat sudah mulai menempel di baju yang menutupi tubuh bagian atas. Pintu kamar yang sebelumnya tertutup itu kini ku buka lebar-lebar agar udara bisa berganti lebih leluasa. 

jreeeenngg. Apakah sebuah kebetulan atau memang sudah ada maksud lain, tepat ketika pintu kamar terbuka dengan lebar selebar-selebarnya, sesosok tubuh berjalan melintas dengan begitu anggun. Rambutnya yang sedikit lembab tergerai menemani raut wajahnya amat jelas memperlihatkan kelelahan. Dia berjalan melintas menuju kamar mandi setelah meninggalkan sebuah senyum. Begitu indah da mempesona broo. Kelelahan yang terlihat di wajah cantiknya tak mengurangi keindahan dari senyum yang baru ia tinggalkan. Justru wajah lela yang mengkilat karena campuran keringat dan minyak terutama di bagian pipinya yang sedikit tembam itulah Tuhan menghadirkan keindahan yang lebih. Entah mengapa itu sangat menarik perhatianku yang sudah sangat lama tidak merasakan getaran-getaran tidak jelas akibat perempuan. ingin sekali rasanya mencubit halus pipi tembem berminyak itu. Mengkilat dan menghasilkan kolaborasi yang sangat cantik bersamaan dengan bola mata dan senyum dari bibirnya.

Beberapa orang di pojok sana memperhatikan dengan sangat jelas. Mereka tahu ada sesuatu yang tidak terungkap dari aku yang memang satu-satunya masih sendiri di sini. Senyum mereka bermaksud ganda. Senyum yang terlihat jelas dari jarak yang cukup jauh karena boarding house ini berbentuk memanjang. Ada support dari mereka. Dan senyum itu menunjukkannya. 

Tetapi tidak semudah itu. Lama tidak merasakan hal yang indah membuat kekakuan luar biasa ketika berada di depan sang pujaan. Berujung pada salah tingkah yang akhirnya disalahartikan oleh beberapa orang. kekaguman memang jelas hadir dari hati. Dan itu adalah hal utama mengapa pandangan yang begitu tulus ini tercipta setiap melihat keindahannya. dan beberapa orang menyadari bahwa tatapan ini lain. Tidak sedang menatap seorang berlalu di depan mata. Ini adalah tatapan dari hati yang penuh caruk-maruk dan tidak karuan, karena otak tidak mampu lagi menerjemahkannya. tetapi kekaguman memiliki batas sampai mana ia bisa mengendalikan diri. Atau mungkin saja ini lebih dari sekedar kekaguman biasa. 

Jika berbicara lebih jujur, memang ada kesenangan dan terbersit kebahagiaan saat wajah itu hadir di tempat ini. Atau dimana saja saat mata ini melihatnya. Bayangannya akan sangat lama berada di pelupuk mata. Sampai ia benar-benar lenyap dari pandangan. Namun bayang semunya sudah sangat melekat dan tidak lagi bisa menghilang. Mungkinkah dia orang baru yang dihadirkan tuhan menemani kesendirian yang kini telah melanda. Mengobati luka yang dulu ada dan sampai sekarang masih membekas. Adakah itu akan terjadi, masih penuh tanda tanya. Hati ini sangat damai melihat senyumnya mengambang dan berharap senyum itu selalu hadir. Sayang sekali aku bukan seorang yang bisa membaca isi hati orang lain. Seandainya aku tahu apa yang kini ada dalam bathinnya, tentu aku akan melangkah lebih jauh jika yang dia rasakan sama. Dan akan berhenti berharap dan mengkhayal tidak jelas jika dia tidak punya rasa sama sekali. Saat ini situasi yang tidak tepat benar-benar ada di seberang. Sedikit kesalahan saat melintas, tidak akan aku lihat lagi senyum indah itu. dan pasti akan ada kerinduan tak tertahan jika itu semua terjadi. Kerinduan yang benar-benar akan menyiksa siang dan malam.

Kini, hati ini berusaha untuk tetap sebagai pengagumnya saja, mungkin ada orang yang lebih baik yang akan berada di sisinya, menemani hari-harinya dan membuat ia selalu tersenyum. tetapi di balik itu semua juga terbersit beberapa doa, bahwa orang yang pantas itu sebenarnya adalah sang penggores ini. Berharap bahwa tidak ada yang lebih baik dari diri ini untuk mememaninya hingga kelak kelopak mata tidak berdaya lagi untuk memperlihatkan bola matanya yang sungguh menawan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar