Minggu, April 27, 2014

ingin Melihat Lagi

Entah mengapa sejak malam itu ingin sekali rasanya wajah itu hadir setiap saat di sini. Ada kerinduan yang membuat hati gelisah ketika tak melihatnya. Ada perasaan aneh ketika pagi ini aku terbangun dari tidur yang hanya beberapa jam saja. Seakan sangat ingin, ketika aku membuka mata yang pertama kali kulihat adalah senyum manisnya. Entah apa yang terjadi tadi malam. Alur yang tidak pasti itu membuat aku menjadi berfikir aneh dan berharap yang aneh-aneh pula. Tidak ada reaksi berlebihan yang aku rasa tadi malam saat kami bertemu. Ya bertemu hanya dengan sebuah senyuman, tanpa ada kontak atau pembicaraan yang berlanjut. Dan sepertinya kontak yang sangat terbatas itulah yang menjadi problemaku pagi ini. Sangat ingin rasanya aku melihat senyum itu lagi. Wajah semoknya yang lucu dan menggemaskan. Sedikit mengkilat akibat pantulan lampu teras berwarna putih. Dan sungguh sangat jelas keagungan tuhan memahat wajah yang begitu sempurna, memberikan tubuh yang indah, dan memasukkan hati dan jiwa yang bersih ke dalamnya. Kesempurnaan yang sulit ditemukan lagi di belahan manapun di dunia ini.

Akan menjadi sebuah sesal besar ketika aku melihatnya ada dalam dekapan orang lain nanti. Akan muncul penyesalan tiada akhir  ketika aku melihat seorang di sampingnya membuat dia tersenyum. Tak terbayang bagaimana rasanya jika itu benar-benar terjadi. Dipastikan aku tidak ingin mengenal orang yang menjadi pendampingnya.

Dan aku kini berada di tengah kebodohan. Aku tidak ingin melihat kaum adam lain ada disisinya. Namun juga tak ada keberanian dalam jiwa untuk menyatakan sesuatu yang membuaatnya terikat denganku. Aku tidak mampu berkata dan berterus terang. Hanya senyum ketika itu mewakili semua yang berkecamuk di jiwa. Dan sangat sulit untuknya menerjemahkan maksud dan arti dari senyumku ketika melihatnya. Mungkinkah dia menyadari pandangan ku ketika bertemu, akankah dia tahu mata ini begitu sangat dalam memandang bola matanya. Menyalurkan benih-benih kekaguman yang terus tumbuh dan berkembang menjadi sebuah rasa suka, dan kini, ketika aku bangun pagi ini, rasa suka pun sepertinya sudah bermetamarfosis menjadi rasa sayang dan ingin memiliki. Tinggal bagaimana cara mengungkapnya dengan sebaik mungkin. Lagi-lagi disini faktor keberanian dipertaruhkan. Dan itu sungguhlah yang menjadi penyandung untuk terus melangkah. Rasa sudah begitu yakin atas apa yang sebenarnya berkecamuk dalam diri. tinggal tindakan yang tak kunjung bergerak untuk memberi kejelasan tentang semuanya. Agar tidak ada yang menggantung dan dapat melangkah lebih leluasa di beberapa hari selanjutnya.

Lama tidak 'mengenal' wanita, menimbulkan kekakuan tersendiri saat dekat  dengan cara lain bersama titisan hawa itu. Semua serba kalu dan kaku. Rasa sayang yang tulus belum cukup mampu untuk menggerakkan mulut agar beberapa kata maut penakluk wanita keluar. Dan sepertinya adalah sebuah kemustahilan melihat tidak ada tanda-tanda itu terjadi. Kata-kata yang membuat wanita terbang itu, masih terkubur dan masih sangat jauh dari permukaan. Keberaniaan yang ada belum mampu untuk menariknya ke permukaan. Akankah sang waktu mau memberi sedikit keringanan hingga kekuatan dan keberanian benar-benar menyatu. entahlah. tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Untuk saat ini, biarkan rasa yang semakin indah itu terus bermetamarfosis sampai suatu saat dia muncul dengan sendirinya. Kedekatan yang akan menarik secara perlahan semua rasa terpendam itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar