Selasa, April 15, 2014

Keanggunan dan Senyuman



               
Selalu hanya sebuah sapaan dan senyuman. Tidak kurang dan tidak lebih. Naun dari situlah semua berawal. Semua seolah terwakilkan oleh senyuman yang saling bertemu. Tidak ada banyak kata yang terucap takkala sepasang mata ini melihat sepasang mata lain di balik kacamata itu. Makna dalam yang tersirat menyatakan lewat sebuah telepati bahwa senyum yang saling beradu itu sangatlah tulus. Senyum yang tidak dibuat-buat dan tiada keterpaksaan di dalamnya. Senyum yang melahirkan sebuah kedamaian dalam jiwa yang tengah kosong setelah tinggal beberapa saat lamanya. Dia seolah hadir membawakan sebuah ketentraman untuk menyejukkan jiwa yang tengah panas. Dibalik kacamata itu, aku melihat bayanganku sedang menghiasi bola matanya yang hitam. Tatapan itu, tatapan yang sangat jarang aku rasakan. Tatapan yang benar-benar tulus dan dengan sepenuh hati.  Tatapan yang hanya beberapa detik, menimbulkan sebuah kesan mendalam yang menghasilkan gejolak yang memberontak.
                Taka da tempat bagiku untuk menumpahkannya. Semua begitu nyata, dan semua sungguh luar biasa. Keanggunan jelas terlihat dari kesemokan tubuhnya. Kilauan rambutnya yang panjang adalah pesona lain yang dimilikinya. Rambut itu dibiarkan lepas tanpa ikatan. Terurai dan bebas bergerak bebas kesana kemari.
                Sungguh indah pemandangan malam ini. Melihat sesosok keindahan yang terhampar di depan mata. Gejolak dada yang langsung tak beraturan ketika senyumnya muncul dari bibir yang sangat sensual. Ah, sungguh tak tertahankan keindahan itu. Banyak khayalan yang kini beterbangan dipelupuk mata. Pernah bahkan sering hati ini menjadi berharap seandaikan keindahan itu tuhan titipkan selama aku menjalani kehidupan di dunia ini. Entah mengapa harapan itu muncul tiba-tiba. Begitu saja ketika senyum itu kembali teringat dan terbayang wajahnya nan anggun mulai menusuk ke relung hati. Khayalan tak berguna pun bermunculan. Indah memang, namun tiada artinya ketika khayalan tetaplah khayalan selamanya. Selalu ada kemungkinan khayalan itu terwujut. Namun dalam posisi seperti ini mungkinkah semua itu?? Banyak orang berkata tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Namun tanpa usaha kemungkinan itu bahkan menjadi sangat tidak mungkin.
                Bukan tidak ada usaha apalagi tidak mau berusaha. Situasi yang sangat tidak baik yang aku alami sekarang membuat aku tidak berani untuk melangkah lebih jauh. Di luar konteks kekakuguman terhadap kenggunan ciptaan tuhan itu, aku memiliki sebuah alasan mengapa aku hanya berjalan di tempat. Saat ini tidak ada yang lain selain cukup untuk mengagumi saja. Mengagumi dari jauh merupakan hal besar yang aku lakukan. Aku menyimpan dalam-dalam yang tengah aku rasakan kini. Aku menutupnya rapat-rapat. Cukup aku dan tuhan yang tahu. Tetapi yang namanya manusia adalah makhluk tuhan yang cerdas. Dia bisa membaca situasi dan kondisi yang tengah terjadi. Sebagian dari kawan dekatnya yang juga temanku mulai mengetahui apa yang terjadi. Perasaan yang ada di hati selalu tersirat di raut wajah dan itu tidak terelakkan. Dan mereka adalah orang cerdas yang mengetahui apa yang tengah berkecamuk dalam kedamaian bathinku.
                Semakin hari semakin sadar mereka akan semua ini. Sepertinya mulai ada percomblangan disini. Sangat munafik jika aku menolak hal itu. Karena sebenarnya itu adalah keinginan besar yang masih tersegel. Jika mengatakan iya terhadap percomblangan itu, maka ada resiko yang akan menanti di depan. Bisa jadi tidak akan terlihat lagi senyum yang indah dari tubuh anggun itu. Mengatakan tidak berarti telah membohongi diri sendiri. Keduanya sama-sama memiliki resiko. Semua punya positif dan negative. Dan untuk saat ini tidak ada satupun pilihan yang memungkinkan. Pertimbangan apapun tidak memiliki arti. Dan ketika pertanyaan itu kembali timbul, maka hanay senyumlah yang bisa menjawabnya. Senyum yang berarti keambiguan. Beberapa makna tersirat dari sebuah senyum. Bisa berarti ya, dan bisa saja berarti tidak. Untuk saat ini, berdasarkan pandangan mereka senyum itu bermakna ‘ya’.
                Dikala tubuh ini terbaring, semua keindahan yang disaksikan saat bertemu sang bidadari nan anggun itu kembali membayang. Semua melintas di langit-langit kamar. Mengantarkan hingga tubuh ini terlelap dengan menyunggingkan senyum yang penuh makna. Ketika keheningan malam mulai terasa, bayangannya kembali menyapa, sorotan mata tadi ekmbali teringat, senyumnya hadir lagi. Sebuah pertanyaan muncul, “sedang apakah dia sekarang? Adakah bayanganku di kala malam datang sebelum matanya terlelap? Atau adakah aku dalam bunga tidurnya yang indah? Berjuta pertanyaan lain muncul tentang aku dan dia malam ini. Pertanyaan tanpa jawaban, muncul hampir setiap malam sesaat sebelum mata ini terpejam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar