Jumat, April 04, 2014

Semu

Telah menjadi sebuah masalah besar ketika seorang wanita hadir dalam keseharian melebihi apa yang seharusnya terjadi. Dari awal aku selalu bertahan dan terus mencoba, mengendalikan diri, dan berusaha agar ini tak pernah terjadi. Jujur aku belum siap. Entah mengapa aku tidak menginginkan hal itu sekarang, meski kadang aku berada di tengah-tengah keintiman orang-orang sekitar, namun aku masih tidak memiliki niatan yang keras untuk sedikit merubah kesendirian ini. Aku betah dengan hidupku sekarang. Aku mencintai hidupku yang seperti ini. Dan aku enjoy menjalani hari-hariku.

Bukan tidak pernah aku merasakan kesepian. Pernah, bahkan cukup sering. Tetapi sesuatu yang lain telah kuat untuk menjadi inhibitor dan sudah tidak dapat lagi dipisahkan. Kini tinggal menjalani hari-hari dengan apa yang seharusnya aku jalani. jauh dilubuk hati, aku memang menginginkan sebuah perhatian yang sedikit lebih. Aku membutuhkan seorang yang bisa menemani, seorang yang bisa mengusir sepi dalam jiwa, seorang yang bisa mengisi ruang kosong, dan seorang yang ada kapanpun untuk menemani. Aku membutuhkannya, aku menginginkannya, dan aku juga mengharapkannya. Tetapi dibalik itu semua, sebuah alasan kuat mengikatku untuk tetap bertahan. Memaksaku untuk tidak mengikuti keinginan yang tengah aku miliki. Dan inilah penyebabnya. kesendirian ini adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dipindah dan dipisahkan dariku.

Sempat aku ingin melanggar semua ini. Ketika di awal aku merasakan kebahagiaan yang luar biasa saat aku berada disamping seorang kaum hawa. Keindahan yang terasa ketika itu sangatlah istimewa. Namun ketakutan untuk melangkah lebih jauh memaksaku untuk segera menjauh. DAn aku menjadi seorang pecundang. Air mata menetes karenaku. Kesedihan menghampiri akibat ulahku. DAn aku kini berada dalam posisi yang sangat tidak menguntungkan.

Aku baru saja memiliki rasa sayang itu, namun rasa yang baru itu juga harus segera lenyap saat itu juga. Agar tidak ada konflik batin dan perasaan yang terjadi beberapa waktu setelahnya. Aku menjadi seorang pengecut. tapi mungkin itu lebih baik dari pada terus berada dalam kesenangan yang sebenarnya masih semu ini. Bukan kebahagian nyata, masih disertai kelabilan layaknya pelajar SMA, masih belum bisa memilah mana yang seharusnya dan mana yang tidak seharusnya. Aku pernah untuk mencoba bersikap lebih dewasa, melakukan pertimbangan dengan sebaik mungkin. Tetap saja naluri yang masih belum sempurna tidak membuatku melakukan hal yang terbaik. Sehingga seperti saat ini, mungkin akan bermuara kepada hal yang tidak diinginkan. meski tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi setelah ini, perasaan tetaplah tidak bisa membohongi. Aku berfirasat kedekatan ini bukanlah yang terbaik, setidaknya dalam waktu dekat ini. Aku merasa sebuah keganjalan, belum ada sebuah kesiapan yang matang untuk itu. Dan sebenarnya masih sama-sama berpikir, namun pikiran jernih terhalang oleh semunya kebahagiaan yang ada sekarang.

hanay saja, jika suatu saat kita berada di jalan yang sama, pecundang ini akan menjemput, membimbing, dan menyertaimu menuju kebahagiaan yang sesungguhnya. Tidak ada lagi tumpahan air mata, diganti senyum dan canda tawa yang akan hadir di setiap hari-hari yang akan kita jalani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar