Selasa, Januari 17, 2017

Hanya Sebatas Nyaman

Menuangkanmu dalam imajinasi adalah serasa melihat ketidakmungkinan. Saban hari aku menyemogakanmu tidak akan berguna. Bagaimanapun juga pada akhirnya nanti setiap yang aku semogakan akan tetap menjadi pahit, yang setiap saat aku semogakan hanya akan menjadi harap yang tidak akan pernah berubah nyata.

Kadang percaya diri menguap dengan sangat mudah, menghilangkan banyak harapan dan rencana ke depan. Apa boleh buat, ini risiko dari ketahudirian. Tidak begitu baik sebenarnya, tetapi tuntutan lingkungan, tuntutan kehidupan, dan tuntutan dunia sekalipun memaksa untuk harus berlaku demikian. Karena percaya diri juga punya batas sejauh mana ia boleh melaju.

Dapat saja sebenarnya kamu membawakan diri, menyelaraskan dengan tempat dimana aku berdiri, seperti yang belakangan ini coba kamu terapkan. Tapi tidak sayangkah? Kamu sudah raih apa yang hari ini sedang aku usahakan. Dan kamu seharusnya terus melaju, menatap ke depan sana yang lebih cerah, bukannya menunggu bahkan berbalik badan mengiringi dan menunggu aku datang.

Harus kamu ambil pelajaran dari setiap hal yang terjadi, dan pertemuan kita adalah salah satunya. Boleh jadi ada rasa yang mengikat kita dipertemuan yang terjadi, tetapi tidak melulu dapat diterjemahkan ke dalam bahasa tubuh dan ungkapan.  Kadang rasa hanya sebatas nyaman yang tidak menetap lama, akan lenyap seiring dengan pertemuan yang semakin tidak intens bahkan tidak lagi pernah terjadi.


Jumat, Januari 13, 2017

Embun Yang Jatuh Senja

Embun senja, aku jarang mendengar sebelumnya. Apakah benar ada embun yang jatuh di waktu senja? Bagaimana rupanya? Dan menjadi seperti apa suasana sekitar dibuatnya? Apakah dia sejuk seperti embun pagi? Ragam pertanyaan muncul, membuat sore seringkali menjadi sedikit terkhususkan. Ingin melihat langsung, ingin menyaksikan ada tidaknya embun yang jatuh di waktu senja, dan jika ada ingin juga merasakan sejuknya.

Aku sejauh ini tidak percaya. Tidak ada embun apalagi menjelang malam, barangkali yang kamu maksud adalah hujan yang belum sempurna, gerimis orang menyebutnya. Butirnya kecil, tidak sebanyak hujan sesungguhnya, dan itu sangat berbeda dengan definisi embun yang kutahu.

Jadi, kapan dan dimana kamu saksikan embun senja yang katamu romantis?

Ah, barangkali sama saja, gerimis yang kamu sebut embun senja itu hanyalah butiran air yang turun dari langit. Mungkin suasana hatimu saja yang saat itu sedang damai, sedang jatuh rindu pada seseorang sehingga bagimu terasa sejuk dan romantis sore itu. Hmmm, entahlah. Aku sudah lama tidak jatuh hati, merasakan rindu apalagi. Sudah lupa aku bagaimana rasanya.