Jumat, Oktober 31, 2014

Mengumpulkan Rindu

Lama rasanya tak berjumpa, lama rasanya cinta mengendap. Tatapan mata yang tidak bertemu justru mejadi alasan untuk hilangnya rasa rindu. Tak begitu bergejolak rasa di hati, ada fokus yang lebih utama dan mungkin itulah penyebabnya. Hanya kabar yang kini aku butuhkan, bahwa dirimu baik saja meski kita terpisah sementara. Ada hal yang lebih penting dari sekedar pertemuan kita, cukup beri kabar dan yakinlah bahwa aku tidak akan melangkah pergi. Ada saatnya nanti kita bertemu setelah semua kerinduan terkumpul. Akan kita curahkan semuanya dalam kemesraan. Ada belaian yang akan menyentuh, ada senyum yang akan datang juga ada kasih yang akan memberi kemanjaan. 

Senin, Oktober 27, 2014

Sempurna

Kadang hati merasa pertemuan yang terlalu sering juga tak begitu baik. Sangat rawan rasa bosan datang menyentuh karenanya. Meski rasa rindu selalu bergejolak untuk selalu ada waktu saling bertatap, ada baiknya ditahan sementara hingga rasa rindu itu terkumpul dan keluar semua saat pandangan kita kembali bertemu. Hanya butuh keyakinan dari dirimu untuk setia menjaga apa yang saat ini tengah kita rajut. 

Ada saat dimana rasa jengkel datang saat tak ada dirimu. Secara langsung kita memang tak pernah mengikrarkan komitmen untuk selalu bersama, tetapi ikatan yang kini ada diantara kita adalah wujud dari komitmen itu. Tidak akan ada orang ketiga yang hadir di tengah-tengah kita. Itu adalah hal yang paling menakutkan. Betapa sangat tidak menyenangkannya ketika suatu hari nanti seorang datang dan melepas genggaman tangan kita. Terlebih orang yang juga sama-sama kita kenal. FUCK IT**

Ada rasa takut kala membayangkan hal itu terjadi. Rasa yang ada kini telah tumbuh dan dapat dipastikan tidak ada sedikitpun kerelaan untuk melepas. Tiada lagi keraguan untuk memilih, dirimu adalah yang didamba, meski mungkin diluar sana banyak hawa yang jauh lebih baik, tetapi dirimu adalah segalanya. Tidak ada alasan lagi untuk berpaling, aku adalah ketidaksempurnaan yang akan sempurna saat hidup bersamamu.

Sabtu, Oktober 25, 2014

Kita

Tak harus selalu bertatap muka, cukup dalam beberapa waktu, tetapi disaat itu kita benar-benar ada untuk satu sama lain. Kau ada untukku dan aku ada untukmu. Cukup pahami komitmen yang sebenarnya tidak pernah kita buat. Aku milikmu dan kamu milikku. Sebaik mungkin kita akan berusaha untuk menajalaninya.

Dalam manjaku setiap kita bertemu, aku selalu berpikir bahwa dirimu adalah yang terbaik. Memang masih banyak diluar sana, tetapi percuma jika tak bisa saling mengerti. Kau pun mungkin berpikir demikian. Ada banyak adam yang jauh lebih baik di luar sana. Tetapi takdir Tuhan telah berkata bahwa ketidaksempurnaan yang kini ada dihadapanmu akan menjadi sempurna saat tangan kita saling menggenggam.

Mungkin saja beberapa tahun lagi jarak akan menjadi pemisah raga kita, tetapi aku tak pernah berpikir bahwa hati kita juga akan mampu terpisahkan olehnya. Aku telah terlanjur menutup hati untuk yang lain, meski kadang ada yang coba menerobos. Namun percayalah mereka tak punya kekuatan saat senyummu hadir dalam bayangku.

Sabtu, Oktober 11, 2014

Kecelakaan Cinta

Entahlah dengan yang namanya cinta. Keraguan itu mulai muncul ketika komunikasi dan pertemuan mulai terhambat. Juga faktor lain yang juga mencoba untuk masuk. Dalam waktu yang bersamaan semuanya menyerang cinta yang awalnya indah, perlahan keindahannya memudar, semakin surut dan akhirnya tak tahu lagi seperti apa wujudnya kini. Untuk kesekian kalinya waktu menjadi kambing hitam atas semua kecelakaan cinta. Banyak cerita yang terukir, juga banyak luka yang meninggalkan gores.

Banyak orang berkata bahwa "Yang Spesial dengan Yang Dekat Itu Berbeda" tetapi fakta bahwa "Yang Spesial Akan Tergantikan Oleh Yang Selalu Ada" juga tidak kalah hebat mengoyahkan prinsip-prinsip kesetiaan akan cinta. Sedikit maaf terlampirkan atas keraguan yang muncul. Namun juga tak dapat kudustai bahwa itulah perasaan yang tengah merasuki hati.

Jumat, Oktober 10, 2014

Waktu dan Cinta

Besar keinginan untuk menghabiskan waktu hanya berdua, berpadu kasih dan saling bertingkah manja, memberi kecupan sayang sebagai tanda bahwa kita adalah sepasang insan yang telah bersama. Sayang sekali keadaan belum berpihak pada hubungan yang tak begitu jelas awalnya ini. Lubuk hati menginginkan sedikit waktu yang benar-benar ada untuk sebuah kemesraan.  Sebuah permohonan ketika rindu menyerang selalu tersurat agar waktu menghilangkan sedikit keegoisannya. Menyembunyikan keangkuhannya hingga ada kesempatan untuk menatap lebih lama. Sorotan matanya yang selalu membawa rindu adalah daya tarik yang membuat cinta terasa begitu tulus. Tak banyak dengungan suaranya yang keluar untuk berkata "Aku rindu kamu".  Juga sangat jarang ia mengatakan ingin bertemu. tetapi semua tampak jelas tatkala dalam sedikit kesempatan saat berada di depan beberapa pasang mata, sikapnya tak bisa berbohong atas apa yang hatinya tengah rasakan. 

Dapat disimpulkan oleh hati yang tengah bergumul dengan kegalauan bahwa waktu adalah musuh utama cinta. tak pernah ada kesempatan yang ia berikan untuk cinta dapat tumbuh lebih mekar. Cinta yang seharusnya ceria tak jarang berubah menjadi mendung hanya gara-gara ketiadaan waktu untuk bertemu. mengapa waktu dapat mengendalikan cinta yang kadang mekarnya tiada banding? Waktu hanyalah sebuah keabstakan yang memiliki kuasa penuh meski sebenarnya untuk berkata saja ia tak sanggup. lalu kita dikendalikan olehnya???


Rabu, Oktober 08, 2014

Sadar Diri

Saat kesadaran akan batas kemampuan menunjukkan siapa diri, saat itulah makna dan tujuan mengapa kita ada dan terlahir dapat dimaknai. Tak dibenarkan untuk merasa kerdil kala berada diantara kaum mayoritas. Tak perlu takut dan minder dengan apa yang mereka punya, juga terhadap posisi dan kedudukan mereka, karena akan datang saat dimana kita akan berjalan paling depan untuk menjadi pengendali mereka-mereka yang pernah menindas. 

Ketika ini semua dihubungkan dengan cinta, terasalah betapa sulit hal itu tercipta. Betapa akan kesadaran diri adalah landasan untuk melompat lebih jauh. Disaat mereka sudah berlari dengan kecepatan penuh dan dada membusung, kita masih dan cukup dengan senyum saja berjalan secara perlahan, lalu tersenyum pada mereka yang menatap dengan raut aneh dan kadang diwarnai cemooh. 

Sadar diri dengan apa yang dipunya saat ini, adalah modal utamnya. Sadar akan siapa kita ini sebenarnya, sadar akan apa tujuan berada di sini, dan sadar akan kemana kita melangkah setelah ini. Sedikit kesabaran dibutuhkan, namun yang sedikit itulah yang paling sering menjadi batu sandungan dan bendungan untuk gagal. 

Seseorang di sana, ingin kutitipkan pesan padanya, tapi entah melalui siapa, aku tak punya keberanian untuk mengucap secara langsung. Cukuplah rasanya rangkaian tulisan ini menjadi saksi. Semoga ada jalan dari Tuhan yang membuatnya menemukan catatan kecil ini hingga ia benar-benar memahami maknanya.

"Ada cinta dariku untukmu, kau tahu itu. Ada sayang kuberi padamu, kau pun sudah paham. Semua yang kuberi berada pada satu landasan yang sama, Ketulusan. Ketulusan yang mungkin belum bisa kau lihat. ketulusan yang masih tersembunyi dan belum muncul ke permukaan. Aku masih terlalu kerdil untuk menyatakannya sekarang. Juga aku masih terlalu sederhana, masih terlalu sebatangkara untuk memberimu bahagia. Semoga kau menyadari, bahwa suatu saat kau akan mendapatkannya. Kebahagiaan yang selalu kau damba dalam khayalmu. Bersabarlah karena aku masih berjuang"

Selasa, Oktober 07, 2014

Ketulusan dan Nyamannya Cinta

Entah diriku yang bodoh atau memang cinta itu yang benar-benar telah menusuk hati. Tetapi cinta seperti apa yang kini singgah di hatiku masih belum bisa kuterjemahkan. Hanya saja tak ada celah yang tampak yang membuatku akan segera berpaling. Dia mengantarkan apa yang sebelumnya tak pernah kudapatkan. Dia memberikan hal yang sangat aku inginkan. 

Cinta berbalut ketulusan kah?? Entahlah tapi aku merasakannya. Rasa sayang yang tersirat dari bola matanya membuat aku yakin bahwa cinta itu adalah dia. Sejujurnya aku memang belum bisa meyakininya, tapi kenyamanan yang dia berikan seolah memaksaku untuk percaya bahwa cinta itu adalah benar-benar dia.

Aku berbaring dalam pelukannya. Pelukan mesra yang menghadirkan kehangatan dan rasa nyaman yang teramat sangat. Saat sore yang semakin menampakkan gelapnya, belaian lembut dari kehalusan tangannya singgah di rambutku dan terkadang mengusap pipi dengan lembut. Sederhana tampaknya, tetapi itu sudah sangat lebih dari cukup untuk menutup mataku terhadap perempuan lain. Hingga aku merasakan siksaan kerinduan saat mata tak bertatap. Lalu enggan rasanya untuk berpisah saat wajah sudah saling bertatap.


Sabtu, Oktober 04, 2014

Belaian Mesra dan Kenyamanan

Senyum dan bahagia seolah akan hadir terus selamanya. Saat raga berdekatan dan tatapan saling beradu dalam jarak yang dekat. Dalam ruangan 3,5 x 3,5 meter kita menghabiskan beberapa jam untuk beberapa aktivitas. Hanya kita berdua ditemani gemericik air sungai dari balik jendela yang terdegar berdendang saat menerjang batu. 

Aku duduk di sampingmu yang tengah asyik memperhatikan layar laptop. Tangan kananmu bergerak-gerak mengendalikan kursor melalui benda yang bernama mouse. Aku terus memperhatikanmu, dengan tatapan yang sangat dalam hingga aku tak kuasa dan akhirnya memelukmu dari belakang. Kuletakkan kepalaku di bahumu, beberapa centimeter lagi pipi kita saling beradu namun kau tetap fokus dengan pekerjaanmu. Kubelai mesra rambut hitam mu yang semakin memanjang, kau hanya menoleh sebentar, tersenyum indah sekali, lalu berbalik.

Lama aku mencium wangi rambutmu yang menusuk hidung, ku kecup beberapa kali sebelum akhirnya aku mengecup pipi kananmu. Dan kau hanya diam atas semuanya. Gejolak terus meningkat takkala mataku tak sengaja memandang lehermu yang putih bersih.

Dalam suasana sepi nan sedikit romantis itu, muncul niat untuk menikmati lebih dari sekedar pertemuan biasa. Kau bergeser dan menatap mataku dengan sangat dalam. Sedikit senyum menghiasi wajahmu, lesung pipi muncul di kedua sisinya. Aku terpana, ingin rasanya aku mengecup keningmu, kemudian berpindah mengecup mesra bibirmu yang penuh keindahan.

Tiba-tiba saja muncul sebuah rasa yang membuat aku tak mampu melakukannya. Rasa yang mampu menahan gejolak ku yang terus meninggi. Ada bisikan yang membuatku harus berhenti. Aku kemudian jatuh dan rebah di pangkuanmu. Dari bawah, kutatap wajahmu. Tanganmu membelai mesra rambutku dengan penuh kelembutan. Sangat nyaman sekali hingga akhirnya aku tertidur dengan kedamaian jiwa diatas pangkuanmu.

Entah beberapa lama mataku terpejam, kau masih setia menungguku untuk bangun. Terlihat kau sedang memperhatikanku saat pertama kali aku membuka mata. Tidak ada kata yang keluar dari bibirmu, hanya senyum yang kau berikan. Beberapa saat mata kita kembali beradu pandang. Lalu untuk kesekian kalinya kau kembali membelai mesra rambutku. Terima kasih untuk kenyamanan yang kau berikan hari ini ;-) :-*