Senin, April 11, 2016

Senyawa Rindu

source image: https://www.instagram.com/irhamderiprima/
Jika kamu tanya kapan aku pernah tidak merindu, jawabannya adalah detik ini. Selama ini butir-butir rindu selalu ada di setiap bagian dari nafas yang kuhirup, tercampur dalam suatu ikatan dengan komposisi senyawa yang kompleks dan sulit terurai. Aku dan kamu serta banyak orang lain menyebutnya udara. Tetapi komposisi udara agaknya akhir-akhir ini telah berubah, reaksi tak lagi menghasilkan senyawa bernama rindu. tergantikan oleh atom-atom baru yang berpengaruh terhadap tingginya tingkat jenuh.

Tidak ada niatan sedikitpun yang membuat hatiku tergerak untuk dapat melihatmu (lagi). Sikapmu telah mampu membenamkan rindu-rindu yang biasanya selalu menggebu, yang bahkan hujan pun tak mampu menghapusnya. Kamu biarkan satu hati penuh cinta diam dalam sepi dan keterbengkalaian, terombang ambing terbawa angin ketidakjelasan kesana kemari.

Mungkin saja dalam banyak perspektif aku adalah yang paling layak untuk ditodong dengan pisau-pisau kesalahan. Dan karenanya aku sudah mengangkat kedua tangan, pertanda menyerah dan tidak akan melakukan perlawanan. Tinggal keberuntunganku saja yang akan bermain, apakah hatimu saat ini cukup teduh untuk berhenti menodongku, atau masih terlalu keji amarah menguasai relung-relung hatimu yang biasanya berisi butiran atom kelembutan.

4 komentar: