Minggu, Juni 08, 2014

To You

Untukmu yang di sana

Kita bertemu melalui cara yang biasa. Kita bisa kenal karena sebuah hal yang lumrah. dan kita saling menyapa karena sering bertemu. Tidak seperti kisah drama yang dipertemukan tanpa sengaja di halte yang sama-sama telat sehingga ditinggalkan bis. Bukan pertemuan karena terjadi tabrakan yang membuat lututmu tergores luka dan aku harus bertanggung jawab. 

Sekarang kita berada di sini. Tiada sebuah kebetulan yang membuat kita saling bertatap. ini adalah rencana tuhan yang telah tersurat dan tidak ada yang mengetahui. Jika ditelusuri lagi lebih jauh, memang sangat tidak logis bahwa ini adalah sebuah rencana. tanpa perkiraan dan tanpa apapun yang mengikat, kita dipertemukan dalam keadaan biasa saja. tidak ada peristiwa aneh yang mendahului dan menjadi akar perkenalan kita. Beberapa orang telah dikirim tuhan untuk menyatukan 2 pasang bola mata. Milikku dan milikmu.

Kita awalnya sama sekali tidak mengenal, kemudian kota ini bicara, menyuruh beberapa orang menjadi jembatan yang bisa dilalui untuk kita bisa bertemu. Tidak tahu seberapa kuatkah jembatan itu, dan seberapa lamakah dia bisa bertahan menanggung beban. Seandainya jembatan itu roboh, kekuatan akan ada pada genggaman tangan kita yang kini tiada lagi terlepas. Jika pun harus berakhir, kita sudah siap untuk mengakhirinya secara bersama tanpa aliran anak sungai di kedua belah pipi. Mereka selayak enzim yang mempercepat reaksi, mempertemukan dan mempersatukan kita dalam sebuah hal kewajaran, namun tidak ikut campur lagi setelah tangan kita saling menggenggam. Mereka tersenyum dari sudut sana, sudut gelap yang tak terlihat, memperhatikan sepasang insan saling berpelukan dalam kemesraan. Dan insan itu adalah kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar