Senin, Mei 12, 2014

Merah Muda di Pintu Keluar

sangat cukup kemesraannya membuat bulir-bulir mutiara ini jatuh. Tepat di depan mata, hanya berjarak kurang dari 1 meter, kemesraan mereka umbar di depanku. Sungguh hal yang sangat tidak indah terjadi sore ini. Sore yang mendung di langit Malang Utara yang sudah sangat gelap. Kini ditambah suasana hati yang juga mendung akibat 2 insan yang sedang duduk berdua tepat di depan mata. Mengumbar kemesraan mereka yang semakin hari semakin intim

Sejenak terlihat sangat indah dia dengan kerudung merah mudanya ketika keluar dari ruangan di lantai 2. Selaras dengan wajahnya yang putih berseri, sungguh cantik dan itulah keindahan dunia. Sempat aku lihat dengan jelas wajah itu ketika aku berdiri di depan pintu. Dalam jarak yang sangat dekat, tampak lebih cantik dia dari sebelumnya. terlihat jelas kelembutan di raut wajah itu. Mata ku tak berpaling sedikitpun dari apa yang kini aku lihat, sampai di sebuah kursi dia duduk bersama seorang yang sehari-hari selalu terlihat bersamanya. Langsung saja tanpa aba-aba, tanpa kode, dalam cuaca mendung di dada ketika itu, petir mulai sambar menyambar semakin menggelegar seirama dengan semakin mesranya mereka kini.

Tak kuasa berlama-lama melihat kejadian ini, aku berusaha melangkahkan kaki menuju keruangan sesegera mungkin di tengah padatnya pintu ketika itu. Jadilah aku berdesak-desakan dengan mereka yang keluar ruangan dan juga yang masuk ke ruangan, tersendat di lubang penghubung yang hanya kurang lebih 1,5 meter.

Entah apa yang kini mereka perbuat, tidak lagi leher ini mau berpaling, tidak lagi mata ini menjadi ingin menatap, dan tidak lagi hati ini menyruh otak untuk membayangkan keindahan bersama sang pujaan. Hanya saja tak terelakkan bahwa rasa suka itu tidak hilang begitu saja hanya karena sebuah kemesraan yang dia perbuat dengan orang lain.

tidak ada hak sama sekali untuk aku melakukan apapun. Aku bukan siapa-siapa. Dia juga kini tidak ada hubungannya denganku. Pun begitu juga dengan pacarnya itu. Bahkan sama sekali kami belum pernah berinteraksi sekalipun, walau sudah memasuki tahun bulan ke 8 sejak pertemuan pertama dulu, kecuali tatapan mata dari jarak yang jauh yang dulu sering terjadi. Selebihnya sama sekali tidak ada dan tidak pernah.

pernah beberapa kali dulu, dulu ketika dia belum memiliki pacar, aku berselisih dengannya. sangat jelas, sangat jelas ketika itu, mata kami beradu pandang lebih dari 5 detik, waktu yang tergolong lama untuk sebuah tatapan mata dengan seorang yang membuat dada berdebar. Namun ketika jarak semakin mendekat, semua berubah, mata berusaha mencari objek yang lebih menarik (meski sebenarnya tidak ada) dan tepat ketika jarak semakin dekat........................ Tidak ada sama sekali sesuatu yang spesial. Layaknya dua orang manusia yang tidak mengenal satu sama lain sedang berselisih di jalan umum.

Begitulah, ketika tidak ada keberanian untuk mengungkap dari awal dulu, ketika puncak rasa itu sedang mendidih di dada. Paling tidak, akan ada interaksi dan aku menjadi saksi dalam kebahagiaannya. Setidaknya ucapan selamat akan keluar dari bibirku dengan keikhlasan dari hati ketika dirinya menemukan seorang yang bisa membuatnya tersenyum setiap waktu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar