Minggu, Mei 18, 2014

Memelihara dan Memiliki

Aku tidak menginginkan apa-apa dari semua percakapan ini, setidaknya sampai aku menulis ini. Aku hanya tidak ingin percakapan ini berakhir, karena akan sangat susah dan tidak ada alasan untuk kembali memulainya kelak. Jujur, aku tidak berharap terlalu banyak, aku menyadari betapa itu sebenarnya terlalu jauh. Aku terlalu jauh di bawah, dan dalam hal ini aku adalah seorang pecundang yang tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya berani bermimpi dan berkhayal yang bahkan hatipun menolak untuk melakukan semua ini.

Dalam hati, memang aku merasakan kenyamanan saat hubungan itu terjadi. Namun niat yang kini ada terasa sangat tidak pantas melihat keanggunan yang ia miliki. Dia melebihi apapun sementara aku memiliki kekurangan dari siapapun. Sangat bertolak belakang. 

Dalam bahasa kasarnya, aku hanya ingin 'memelihara' agar dia tidak lari begitu jauh. Suatu saat ketika nanti aku merasa sudah pantas, semua itu akan aku ungkap dan akan aku jaga, tidak ada lagi kata 'pelihara' dalam semua ini. 

Di sini, aku mulai benar-benar mempercayai bahwa tuhan selalu mendengar doa setiap umatnya. Tetapi hanya waktu yang tahu kapan tuhan akan menjawab doa-doa itu. Sebatas mana kesungguhan doa itu, dan sejauh mana kita membutuhkan doa itu. Tuhan maha tau apa yang terbaik untuk makhluk yang berdoa padanya.

Dan kini, setelah semuanya berjalan, aku mulai benar-benar bisa memahami makna dari kisah ini. Makna doa yang aku ucap dan sekaligus makna kehidupan yang aku jalani. Dulu aku berdoa agar bisa mengenal dan berinteraksi dengannya, doa yang terbatas yang aku ucap kepada tuhan sambil malu-malu. Kini yang maha kuasa mengabulkannya. Ada sedikit sesal mengapa aku malu-malu dalam berdoa ketika itu. Aku tidak berani mengungkap keinginanku yang sebenarnya di hadapan sang illahi. Aku tidak meminta apa yang sebenarnya ku inginkan ketika itu. Aku tidak berani, bahkan terhadap tuhan yang maha tahu pun aku tidak berani mengungkapkannya.

Sesal itu kini menjadi hal yang sedang aku jalani. Mengapa aku tidak berdoa sedetail mungkin ketika itu. Jika seandainya aku lakukan ketika itu, mungkin tidak akan ada kata 'memelihara' dalam perjalan hidupku ini. Aku hanya berusaha keetika semua ini telah terlanjur terjadi, berusaha agar tidak lepas apa yang akan ku panah. Berusaha untuk mendapatkan apa yang sebenarnya aku ingin namun tak berani ku akui. Bahkan di hadapan Tuhan sekalipun. Betapa aku menyadari rendahnya aku ketika itu. Aku memahami konteks bahwa pembeda manusia di sisi Tuhan hanya dari segi Iman. tetapi tidak bisa dipungkiri, dunia yang kejam ini ikut menggolongkan manusia dalam tingkatan-tingkatan tertentu. Yang membuat aku akhirnya malu mengakui apa yang aku ingin dapatkan. Seolah aku menyatakan bahwa ada ciptaan Tuhan tidak baik. Seolah Tuhan menggolongkan setiap ciptaannya berdasarkan kelas-kelas. Dan itu diawali dengan 'Dia". Banyak hal yang ada padanya yang membuat aku melirik ke atas. 

Setelah semua berjalan, aku mulai memahami bahwa Tuhan memang sebenarnya yang paling kuasa dari apapun. Aku mulai menyadari bahwa tuhan memang tidak membedakan makhluknya dari segi duniawi. Yang aku anggap tinggi dulu kini ada di depan mataku. Aku tidak lagi melirik ke atas, aku hanya perlu menatap ke depan jika ingin melihatnya. God is the Best. 

Aku hanya membutuhkan langkah akhir dari apa yang aku minta kepada Nya dulu. setelah semua ini terjadi tidak lagi aku merasakan ada sekat pembeda. Kuasa Tuhan memang benar ada, dan dia mengetahui apa yang tidak makhluknya ketahui. Dan yang di sana bersabarlah hingga aku mampu mengucap apa yang hari ini masih menjadi rahasia ku dan Tuhan. Yakinlah bahwa ketika tiba saatnya nanti, kau akan memberikan senyum manismu sebagai ungkapan 'Ya' dalam permintaanku yang kelak akan terungkap dalam ketulusan hati. Kata 'pelihara' akan berubah menjadi 'memiliki'

Tidak ada komentar:

Posting Komentar