Selasa, Mei 20, 2014

Senyum, Innocent

Pintu kamar nomor 7 tidak lagi pernah terkunci sejak 2 bulan lalu. Dan selama itu pula barang-barang berharga berserakan di dalamnya dan tak pernah hilang. Malam sudah menyelimuti ketika aku tiba di depan pintu karena beberapa hal membuat tertahan di kampus. Pintu kamar terbuka ketika jam digitalku menunjuk angka 18.02. hawa tidak enak langsung menusuk hidung begitu lampu kamar kunyalakan. jelas sangat terlihat sisa-sisa berantakan semalam yang disebabkan ketidakjelasan pikiranku. Bungkus rokok masih terlihat di atas meja belajar berikut dengan asbak dan debunya. Juga minuman bersoda yang masih tersisa seperempat. Tidak sempat aku membereskan kamar pagi tadi karena terlalu terburu-buru menuju medan pertempuran. Ada tugas yang belum terselesaikan sehingga tidak mempunyai banyak waktu. Pun aku tidak punya banyak waktu untuk bisa beristirahat malam ini. Banyak tugas yang harus kembali diselesaikan dan esok pagi harus dikumpulkan.

Aku memulai kegiatan bersama pulpen biru dan kertas HVS berukuran A4 setelah menunaikan kewajiban magrib yang telat hampir setengah jam. Aku mulai mencetak huruf-huruf dengan senjata yang warnanya sesuai dengan warna kehidupanku. Biru !!!! Dan juga mulai bermain-main dengan margin 4333

Hingga waktu menunjukkan angka 21.00 aku masih terus berjuang dengan kegiatanku yang kini mulai  terasa melelahkan. Hingga akhirnya 15 menit kemudian kegiatan itu benar-benar berakhir. Permainanku selesai dan tamat (stidaknya untuk hari ini). aku meneguk minuman yang tersisa, melihat bungkus rokok yang isinya baru habis beberapa biji, ingin rasanya kembali mengulang masa-masa putih biru dan putih abu-abu yang dulu begitu kelam. Beruntung ada ilham muncul di tegukan terakhirku yang menjauhkan aku dari barang setengah haram itu. pilihanku berubah melihat laptop yang ada di kasur, terhimpit buku dan beberapa lembar kertas.

Disinilah semua senyumku mulai mengambang. Begitu smadav berhenti beroperasi google chrome langsung menggantikan posisinya. Mengantarkanku ke dunia lain hanya dengan beberapa klik. Beberapa sosmed langsung menjadi penghibur malam ini. Mulai dari yang familiar dan paling ramai hingga yang hanya beberapa orang dan itu-itu saja yang muncul dalam beranda. Teringat aku akan tulisan yang aku posting diblog tadi malam, ditemani beberapa batang rokok yang hanya aku hisap beberapa kali. Bahkan puntungnya masih ada lebih dari setengah sampai sekarang. Sedikit aku berpikir mengapa aku jatuh kembali ke lubang yang sama yang dulu membuat angka sembilan di raporku mengalami kecelakaan parah hingga terbalik menjadi angka enam. Sulit untuk memahami semuanya karena memang ketika jenuh dan lelah itu tiba semua bisa saja terjadi. Tidak ada kejernihan yang memandu untuk berpikir secara logis

Aku hanya berencana melihat berapa viewers yang telah membaca tulisan penuh typo ku yang amburadul. Membaca kembali tulisan aneh yang membuatku malu sendiri dan ingin menghapusnya. Namun ketika melihat viewers yang jumlahnya lebih banyak daripada postingan lain sudah pasti membatalkan niatku untuk menekan pilihan delete pada menunya.

Tidak sengaja aku melihat sebuah postingan dari blog tetangga yang kelihatannya masih baru. Hanya beberapa postingan yang ada dan yang terbaru adalah sebuah puisi keresahan hati. Dia sedikit menceritakan derita bathin dan berusaha seorang diri untuk melawannya. Memperlihatkan ketegaran diri, menggambarkan kedewasaan sifat penulis. sedikit aku paham maknanya karena memang baru saja aku mendapat cerita dari yang mengalami. rangkaian kata yang bergabung menyatakan perasaannya yang tersusun secara acak pada saat itu. Sedikit susah dimengert, tidak lain akibat merembesnya pikiran sang penulis yang juga abstrak karena beberapa lembaran kisah hidup yang baru saja ia alami membuatnya sedikit lelah.

Puisi itu menusuk, membuat aku seolah merasa dan benar benar memahami apa yang terjadi dalam keadaan hati sang pembual kata :D . Aku amati rangkaian kata itu hingga mencapai baris terakhir. Berlanjut kebawah, ada postingan baru lain berupa paragraf yang lebih menarik perhatian. Ada sesuatu dalam postingan itu. Beberapa kata terasa tidak asing bagiku. Kata yang sangat familiar dan sangat akrab.

Tanpa aku sadari, senyum mulai menghiasi bibirku yang baru saja merasakan nikmatnya rendang asli buatan tangan perempuan padang. Ada beberapa kata yang pernah aku tulis di tempat lain dan kini aku temukan dalam postingan itu. Tetapi, tidak menutup kemungkinan bahwa hanya kebetulan sama kata-kata dalam postingan itu. Lagipula tak ada kata khusus dan semuanya adalah kata-kata umum yang sama sekali tak menunjukkan bahwa aku memiliki hak paten atas beberapa kata tersebut. Ya, mungkin hanya kebetulan aku terus lanjut membaca. Ketika tiba di akhirlah, aku baru benar-benar yakin bahwa ada aku dalam tulisan itu (lebih tepatnya kata yang menggambarkan tentang aku). sebuah kalimat dari bahasa Indonesia yang di akhirnya ditutup dengan sebuah kata dari kepulauan nusantara yang dibumbui oleh bahasa impor dari belahan bumi bagian utara.

Ada perasaan senang saat aku membacanya. Senyum tiba-tiba hadir menghiasi bibir yang masih merasakan pedasnya masakan urang awak. Hati yang tadi mendung dan lelah kini mulai terasa damai. Awan gelap sudah berganti cahaya pelangi yang indah tanpa dihugungkan oleh hujan. Terima Kasih hadir dari sini, dari penghuni kamar nomor 7 yang tanpa kau sadari merasa tersanjung dan terhibur. Terima kasih karena telah mebuatku tersenyum kala galau ku sedang menjadi-jadi. terima kasih atas semua tulisan itu, yang membuat aku sadar akan keindahan hidup yang kadang tak bisa aku temukan sendiri. Terima kasih telah mengantarkan senyum untuk seseorang disini, seseorang yang sedang membutuhkannya.

Semoga kelak kau dapati langkah yang akan mengajakmu menuju kebahagiaan, Di sini aku akan selalu tersenyum melihat indah dirimu bersama seorang pembimbing yang kau idam. Yang tidak lagi membuatmu pilu, tetapi menemani dan merasakan apa yang kau rasa.

Setidaknya kau akan tersenyum dalam lelapmu ketika suatu malam membaca tulisan ini. Seperti aku yang kini tersenyum dalam pembaringanku setelah membaca apa yang kau tulis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar