Jumat, Mei 22, 2015

Aku dan Kamu Bukanlah Kita


Siapa kita sebenarnya? Atau mungkin sedikit kuralat pertanyaan tak bertujuan yang baru saja aku lontarkan itu. Siapa aku dan kamu? Atau mungkin yang ini lebih tepat, Siapa aku dan siapa kamu? Semakin dipisah tampaknya semakin mencerminkan keadaan kita yang sebenarnya. Penggunaan kata Kita dalam pertanyaan tersebut tampaknya tidak lagi cocok, atau bahkan memang sudah tidak cocok dari awal. Mengapa aku harus meng-kita-kan aku dan kamu sementara kamu entah peduli atau tidak dengan hal itu, lalu mengapa juga aku harus meng-aku dan kamu-kan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya jika memang aku dan kamu tidak bisa saling memahami. Kita tidak mempunyai laras yang sama. Aku juga merasa kita bukanlah siapa-siapa. Hubungan jarak jauh kita yang hanya dalam lingkup kota bahkan kampus yang sama juga terasa semakin memburuk.

Sejenak, pernahkah kamu berpikir lebih jauh akan makna tentang kata 'Kita'? Aku yakin tidak. Dan sebelum kamu menjawab sudah dapat kupastikan seperti itulah kira-kira jawabanmu. Kata kita yang selama ini menggema ketika aku dan kamu bersama hanya sebuah omong kosong dan istilah penyejuk suasana saja, sejatinya agar kita terlihat lebih dekat dan lebih akrab, itu saja. Tidak dalam nyata bahwa kita yang sebenarnya adalah aku dan kamu yang benar-benar menjadi penyejuk antara satu sama lain. Semua tentang kita, kesemuanya adalah omong kosong dan bualan.

Kita, -maaf, maksudku aku dan kamu- tidaklah saling bisa mengerti dan memahami. Aku dan kamu selalu terlibat dalam kecamuk masing-masing sehingga lupa mengaplikasikan kata 'Kita' yang sudah berangsur melekat. Lewat pengertian di awal kebersamaan, aku dan kamu coba dipersempit menjadi kita, sesungguhnya adalah agar jarak yang membatas menjadi semakin pudar atau bahkan hilang sama sekali. Hanya diawal ternyata, dan tidak ada usaha lain setelah itu baik dari aku ataupun kamu, ataupun kita berdua untuk membuat batas itu semakin samar. Kita terlalu patuh pada keadaan dan terlalu takut untuk memulai. Hingga berangsur istilah 'Kita' mengelupas dan kembali ke wujut asalnya, 'Aku dan Kamu'.

Semoga kamu bisa mencerna dengan benar maksud dari setiap kata yang aku tulis. Bahwasanya selama ini aku dan kamu bukanlah kita. Lalu bagaimana saat ini, hari ini, atau hari selanjutnya? Pertanyaan yang sangat mudah untuk di jawab. "Hanya Aku dan Kamu yang akan menjawabnya di tanggal 22 untuk yang kesebelas kalinya ini."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar