Senin, Januari 26, 2015

Tak Berkutik Dalam Mesra

Jujur saja bahwa dalam detik itu aku sama sekali tak mengingatmu. Bukan aku melupakan, aku hanya berkonsentrasi dan fokus menatap layar yang menampilkan adegan demi adegan yang membuat penasaran bagaimana kelanjutannya. Fokus tak berujung itu kemudian buyar oleh sebuah adegan selingan. Diantara kacau balaunya dunia perkantoran dan bisnis elektronik serta harga saham yang merosot drastis, tiba-tiba adegan kecil itu muncul. Sepasang kekasih terlihat bermesraan dalam pelukan. Persis apa yang kita lakukan dulu. Aku menganggap bahwa wanita berambut panjang itu adalah kamu, dan aku berperan sebagai laki-laki yang baru saja mengecupmu dalam adegan di film itu.

Aku kembali fokus menatap adegan itu. Sangat mesra. Teringat aku pernah merasakan dan melakukan hal yang sama. Di sini, di tempat aku menatap adegan dalam layar tersebut, kita sedang berdua, bersama dalam pelukan mesra. Putih lehermu yang jenjang dan sedikit dadamu yang terlihat membuat aku tak tahan untuk tidak mendekatkan wajah. Aku sangat sadar ketika itu, bukan nafsu bukan juga gejolak hormon yang membuatku mendekatkan wajah. Hanya ingin menunjukkan bahwa aku benar-benar menyayangimu. Ingin kukecup mesra dirimu hari itu.

Lalu apa yang kau lakukan? Aku ingat ketika itu, kau tidak menghindar. Kau meraih kepalaku, mengacak-acak rambut yang beberapa hari lalu kupotong sambil tertawa kecil, kemudian kau mendorong kepalaku agak menjauh. Sambil tersenyum kau membelai kepalaku. Itu membuatku rebah dan jatuh total dalam pangkuanmu. Aku tak berkutik lagi. Rasa nyaman yang kau beri membuat aku merasa lebih baik tetap seperti ini untuk beberapa waktu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar