Minggu, Januari 11, 2015

Hujan

Rintiknya sore ini semakin deras dan besar. Suaranya mengalir di daun telinga, terus menusuk masuk hingga akhirnya berhenti dan menggetarkan rumah siput. Jendela terlihat berembun kala itu, sebagian melompat masuk melalui celah-celah kecil di antara ventilasi yang berjejer. Aku memandang lurus dengan tatapan kosong. Beberapa saat lamanya hingga akhirnya lukisanmu masuk dalam imajinasiku. Aku tiba-tiba merindu. Bayanganmu menyergap masuk ke dalam jiwa keringku yang baru saja termakan amarah. Terasa segar, hati yang sebelumnya kerontang berubah lembab akibat senyummu yang hadir dalam bayangku. Namun rindu tetaplah rindu, tak kan terobati jika mata tak saling bertemu. Ingin kubermohon pada hujan yang meninggalkan bau khasnya. Ajaklah dia, bujuklah dia untuk bisa duduk berdua denganku malam ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar