Minggu, Desember 07, 2014

Ada

-Pukul Sepuluh malam-

"masih kesel?"

Aku hanya diam, bahkan tidak menoleh.

Diam kembali menyelimuti setelah pertanyaan itu. Bahkan suara binatang malam hanya terdengar sesekali. Mungkin mereka mengikuti irama hati kita yang sedang beku terbakar amarah.

5 menit kita dalam keadaan diam. Perlahan aku merasa ada sesuatu yang melingkar di leher. Menarik tubuhku dan membuatnya sedikit condong ke kanan. Bau khas perempuan mulai menusuk hidungku. Bau yang sangat aku sukai.

"Kamu kenapa?"

Suara itu berdesir sangat lembut ditelingaku dan aku hanya diam.

Kau mendekapku karena aku tidak bersuara. Terasa ubun-ubunku baru saja dikecup. Dan aku tetap saja diam. Beberapa saat kau biarkan aku bersandar di dadamu. Sambil kau terus mendekap dan membelai rambutku.

"Maaf"

Hanya kata itu yang kembali keluar dari mulutmu, yang akhirnya membuatku tergugah. Aku mendongak. Jarak kita sangat dekat sampai bisa kurasakan hembusan nafasmu.

Setengah sadar aku balas memeluk tubuhmu yang sedang mendekapku. Aliran kehangatan terus mengalir, mengusir dingin di malam yang sedang gerimis.

"Aku temani kamu, kalau kamu mau"

Suaramu berbisik ditlingaku

Lalu kita keluar ditengah gerimis yang sejam kemudian mereda.

"kamu yakin?"

Satu sisiku tidak tega melihatmu harus berada di jalanan saat larut malam. Namun tak dapat kutepis keinginan bahwa aku masih ingin bersamamu di singkatnya waktu pertemuan kita.

Kau tersenyum dan itu membuatku yakin.

Tidak hanya yakin kalau malam itu kau akan menemaniku sampai matahari terbit. Tetapi juga yakin bahwa saat kita bersama kau benar-benar ada untukku.

-Terima kasih untuk semuanya-



Tidak ada komentar:

Posting Komentar