Kamis, November 20, 2014

Makna 'Kita'

Akhir dari gesekan yang terjadi malam itu, kita melangkah menyusuri jalan kampus yang diterangi lampu kuning berjejer sepanjang jalan. Kita bersandar saat menemukan tempat yang pas, tidak ramai, tidak diterangi cahaya, juga tidak terlalu gelap. Disana kita bicara, mengeluarkan segala uneg-uneg dan gondok yang menyiksa hati, sambil memandang megah dan mewahnya bangunan yang ada di hadapan kita. Kita berbicara tentang arti 'Kita' yang sebenarnya. 

Tiba-tiba sebuah rangkulan mendarat dengan lembut, melingkari leher dan membuat aku sedikit tertunduk. Tertangkap jelas oleh mataku, kau tersenyum saat melakukannya, seolah kau mengajak aku rebah di pangkuanmu. Sedikit aku pahami bahwa kini kau tak lagi bisa lepas dariku, rasa sayangmu sedang berada di puncak dan kau berharap aku adalah benar-benar adam yang akan menemanimu setiap waktu.

Perlu kau tahu bahwa saat itu pun aku merasakan hal yang sama. Pertengkaran kemaren adalah titik balik dari apa yang kurasakan. Betapa aku kini telah mulai hilang kendali dan menginginkan melewati hari selalu bersamamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar