Senin, Desember 20, 2021

KESALAHAN

Peranap 12-19 Desember 2021



Barangkali ada yang belum tahu, ini adalah nama sebuah tempat di Kabupaten Indra Giri Hulu, Riau. Kurang lebih tujuh sampai delapan jam jaraknya dari Pekanbaru.


Aku tidak tahu banyak tentang daerah ini, tetapi seminggu di sana, secara kebetulan telah berhasil mengubah caraku berpikir tentang hidup, tentang rencana masa depan lebih tepatnya.


Sebuah pesan muncul di notifikasi hape yang kala itu lebih sering tak bersinyal. Tulisan yang cukup panjang, isinya lebih dari cukup untuk membuat jantung berdebar, kaki bergetar, dan nafas tersengal. Sebuah pesan yang pada mulanya membawa pikiran tentang kesia-siaan. Namun belakangan aku sadar, bahwa sebenarnya tidak ada yang sia-sia.


Begini ceritanya, sebagai laki-laki yang secara umur sudah layak dikata dewasa, tentu aku sudah berpikir untuk melangkah ke kehidupan yang lebih jauh -Baca: Menikah. Seseorang sudah sedari lama ada dalam kepalaku. tetapi untuk menuju ke tahap itu tentu tidak mudah. Banyak sekali rintangan dan hal-hal yang harus dipikirkan dan dipersiapkan.


Barangkali karena aku terlalu lama dalam memutuskan, semua menjadi tidak sesuai rencana. Pesan hari itu isinya bernada perpisahan. langkah seirama yang selama ini menyusuri jalan yang sama terpaksa di rubah. Kini harus berjalan di jalan masing-masing.


Percayalah, perpisahan itu menyedihkan.


Namun dibalik sedih yang mendadak datang karena sebuah pesan, ada satu hal yang melintas di kepalaku.


Terimakasih!!!!


Kepada perempuan yang selama ini bersedia bersamaku, terima kasih karena telah sudi menemani. Ungkapan syukur tidak pernah berakhir sebab tak banyak keturunan Hawa seperti dirinya, yang bersedia turun ke bawah untuk kemudian melangkah naik bersama-sama.


Hadirnya membuatku mengerti apa yang disebut dengan berjuang.


Kini, dia memilih pergi ketika kondisiku yang sudah jauh lebih baik dibanding ketika dia datang untuk pertama kali. Perjuangan yang selama ini kulakukan ternyata bukan dia tujuan akhirnya. Rencana-rencana yang kususun dan satu persatu kuwujudkan, ternyata bukan untuknya.


Entah atas dasar apa dia memutuskan untuk pergi, padahal apa-apa yang kulakukan selama ini adalah karena dia selalu ada dalam pikiranku. Singkatnya, untuk membahagiakan dialah aku berjuang sampai sejauh ini.


Tapi begitulah hidup, tidak semua sesuai dengan rencana.


Dan kini dalam kesendirian, aku masih tetap menunggu semoga dia berubah pikiran. Berharap keputusannya memilih pergi adalah kesalahan besar yang akan segera dia sadari, kemudian berfikir untuk kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar