Selasa, Februari 09, 2016

Vin


Viiiiiiiin !!!!!!

Senja ini aku ingin berteriak di depanmu. Bukan karena marah, bukan karena melampiaskan kesal, juga bukan karena kecewa kepadamu. Sebenarnya ini sama sekali tidak berhubungan langsung denganmu, tetapi menurutku berbagi denganmu adalah sesuatu yang rasanya bahkan jauh lebih indah dari pesona pelangi setelah hujan mengepung bumi. 

Satu pesanku sebelum aku bercerita, tolong jangan tertidur karena bagimu ini mungkin akan sangat membosankan, dan juga tolong jangan tertawa sinis karena pasti kamu menganggap semua yang kuceritakan terlalu berlebihan untuk dianggap sebagai berita gembira yang layak untuk diteriaki.

Hari ini (karena terlalu membosankan tidak ada yang harus dikerjakan), aku men-share alamat blog yang biasa ku isi dengan cerita-cerita galau yang tidak jelas ujung pangkalnya.  Tidak banyak, hanya melalui pesan broadcast saja kepada beberapa kontak yang ada di BBM. Satu niat yang saat itu tergambar adalah semoga mereka membuka link yang kubagi sehingga pageviewers-ku meningkat. Tidak peduli dengan postinganku apakah mereka membacanya atau tidak. Bodo amat. Yang jelas, satu klik untuk link tersebut, maka satu tambahan pageviewers untuk blogku.

Oh iya, setelah berteriak, aku juga ingin minta maaf atas beberapa postinganku di blog yang membuatmu kecewa, marah, cemburu, dan sebagainya. Sudah berkali-kali kukatakan bahwa menulis adalah sebuah hobi bagiku, apalagi ketika melihat kaum hawa yang indah rupanya, inspirasiku langsung memuncak untuk bermain kata, tetapi percayalah, aku tidak brengsek dan tidak berniat untuk bermain hati. Bagaimanapun indahnya mereka, kamu tetap nomor 1.

Vin, ada beberapa tanggapan yang menyambangiku ketika aku mem-broadcast alamat blog itu, dan itulah yang membuat aku ingin berteriak. Tanggapan itu muncul dari orang-orang yang semasa sekolah dulu aku memang kagum padanya. Bisa kamu bayangkan, orang yang kamu kagumi ternyata memuji apa yang kamu lakukan, bukankah itu sesuatu yang istimewa lagi membanggakan?

Jadi, siapa saja yang memberi tanggapan positif terhadap postingan di blogku? Ah, sebenarnya aku agak malu dan sungkan untuk menyebutnya, takut dia membaca dan mengetahui. Tapi rasa senangku sudah tidak dapat dibendung lagi, membuat aku ingin mengabari kepada semua orang hasil kerjaku yang awalnya hanya sebuah keisengan, terutama kepada kamu yang super spesial.

Beberapa diantaranya, seorang adik kelas yang dulu menjadi nakoda dalam hal akademik, ternyata dia sudah dari dulu menyambangi blogku dan dia memberikan jempol. Lalu kawan lama yang juga memuji dengan senyum bahkan secara gamblang menyebut beberapa judul postingan yang menurutnya menyentuh. Juga seorang calon dokter yang sedang kuliah di pulau industri sana, dia bahkan memberi saran bagaimana seharusnya agar aku lebih baik lagi dalam mengupdate postingan-postingan selanjutnya.

Tetapi Vin, satu hal yang ingin aku ceritakan juga padamu, mengakhiri kabar gembira sore ini. Apa yang ada di blog ini adalah sesuatu yang hanya dan akan terus menjadi sebuah keisengan sampai kapanpun. Hanya sebagai pengungkap ekspresi saat aku tidak bisa bercerita. Aku tidak berniat untuk mencoba ke yang lebih tinggi, seperti menulis cerpen untuk beberapa surat kabar, apalagi menulis novel. Aku sadar bahwa aku hanya bisa menulis saat keadaanku sedang tidak baik. Aku masih bukan siapa-siapa jika dibandingkan dengan yang lain. Hanya kebetulan saja beberapa orang itu menyukai rangkaian kataku, dan aku sangat mengapresiasi mereka.

Kamu tahu, Vin. Aku adalah seorang mahasiswa yang sudah bisa dikatakan masuk semester tua, dan aku ingin menjadi seorang yang berkecimpung dalam apa yang selama ini kudapat selama kuliah. Aku ingin fokus ke sana. Sangat sayang rasanya, jumlah uang yang begitu besar telah dikeluarkan kedua orangtuaku untuk biaya kuliah, dan itu di tengah keadaan mereka yang serba susah. mengorbankan beberapa hal lain yang sama pentingnya. Aku tahu derita mereka meski tidak pernah bercerita. Setelah mengirimiku uang jajan, Mereka bahkan hanya makan dengan lauk berupa satu buah telur dadar yang dibagi 4 bersama dua adikku. Menyedihkan bukan?

Bukan aku menyepelekan sastra. Juga bukan aku tidak bersyukur atas sedikit kelebihan yang kuterima, tetapi perjalanan hidup dan kenginanku tidak setuju untuk hal itu. Meski dalam akademik aku tidak sepintar kamu, tidak serajin kamu, dan nilaiku tidak ada yang lebih tinggi dari nilaimu, tetapi aku yakin, di sanalah bahagia itu akan benar-benar kutemukan. Disanalah aku benar-benar merasa bisa membahagiakan mereka yang berkorban untukku. Alhamdulillah, jika memang aku punya bakat menulis dan dapat diedarkan untuk dibaca banyak orang, tetapi sampai detik ini aku sama sekali tidak berpikir akan bergerak ke sana, sedikitpun tidak. Bahagiaku tidak di sana, kebanggaan orangtuaku juga sepertinya tidak di sana. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar