Selasa, Februari 16, 2016

Mendatangi Kampus


Semester lanjut selalu digerayangi oleh bosan dan jenuh. Semester tua yang rasanya sudah muak dengan ceramah dosen di depan kelas, sudah tidak ingin lagi bergelut dengan berbagai macam tugas yang merepotkan dan mengusik jadwal tidur. Berakhirnya libur semester adalah petaka. Kembali ke rutinitas yang seharusnya bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Selalu saja libur terasa sangat singkat padahal satu bulan penuh tak bersentuhan dengan materi.

Dan aku adalah salah satu perasa dalam keadaan seperti itu. Malas selalu saja menggeroti detik-detik sebelum kaki melangkah menuju kampus (tercinta). Beruntung, perempuan itu menjadi alasan mengapa mendatangi kampus masih memberikan sedikit hembusan angin penyegar saat panas menyerang, seperti oase di gurun pasir. Hadirnya diperlukan.

Meski tak ada kata yang muncul, dan tak ada sapa yang memulai percakapan, setidaknya ada pemandangan pelepas dahaga pencuci mata. Aku merindukan dia yang sudah lama tak berjumpa, maksudku sudah lama tak terlihat. 

Beberapa kali aku ingin memanggil namanya, lidahku gatal untuk menyebutnya. Tetapi untuk apa? Hanya untuk tersenyum dan berharap dia membalas dengan senyum juga? Ah, bodoh sekali. Atau untuk coba memulai melakukan pendekatan? 

Tidak. Aku tidak akan mendapat respon. Dan aku cukup tahu diri jika orang sepertiku jelas tidak pernah ada dalam kamus pencariannya. Cukuplah dia menjadi motivasi tersembunyi yang tak pernah diketahui, yang menjadi alasan mengapa aku masih menghirup udara kampus. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar