Selasa, Februari 16, 2016

AC

Tengah hari aku melihatmu, berjalan dari kantin menuju ruang kelas di seberang jalan sana. Hatiku tersenyum ketika itu, lama tak bertemu akhirnya rindu sedikit berkurang ketika sejenak mata menangkap ragamu. Kamu yang tertangkap oleh pandangan seolah adalah AC yang mendinginkan panas siang itu, meruntuhkan kekuasaan terik mentari yang sedang bertahta.

Ingin sekali aku menyapamu, melihatmu tersenyum, lalu sedetik berselang kamu balik menyapaku. Sayang, kamu kini sudah enjoy dengan kita yang tak lagi saling bicara. Sehingga untuk saling menyapa adalah hal besar jika itu bisa terjadi.

Sekali dalam nafas aku menghirup udara dalam sekali, sembari menatap kamu tanpa kedip. Menyaksikan setiap langkah dan gerak tubuhmu yang khas dan mudah dikenali. Tiba-tiba aku iri pada laki-laki yang berada di sampingmu. Sementara aku hanya bisa duduk menikmati indah dirimu dari kejauhan. 

Mengapa dia bisa melangkah seirama bersamamu?  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar