Senin, Februari 01, 2016

Kesan

Udara dingin membuat mereka yang tidak biasa terus-terusan mengggigil sejak sore mulai mengakhiri hari. Jaket tebal dan kupluk mereka kenakan, beberapa orang bahkan juga menggunakan sarung tangan. Itu kesan hari pertama yang mengakibatkan senyum tipis di bibir. Hari-hari selanjutnya tidak lagi terlalu banyak yang tampak aneh. hanya saja mereka mulai dilanda pilek dan beberapa kali bersin.

Satu dari mereka sedikit lebih menarik walaupun sebenarnya tidak terlalu berbeda. Wajahnya khas dari tempat dia berasal juga dengan bahasa yang kadang terdengar lucu dan menarik jika dia yang mengucapkan. Sejuk sekali mata jika sudah mengarah pada 2 bola mata dan bibirnya yang sedang tersenyum. Sesejuk udara kota Batu di sore terakhir kala itu.

Kami tidak pernah memiliki waktu berdua untuk sekedar bertukar cerita. Beberapa orang selalu menemani dan kebanyakan adalah teman-temannya. Saat itu aku tidak bisa menebak apakah dia tertarik atau tidak. Dia juga tidak pernah tertangkap basah sedang menyaksikanku dalam waktu yang lama. Beberapa kali memang sorotan mata seringkali bertemu, tetapi itu bukan sebuah alasan yang meyakinkan.

Singkat cerita, waktu itu benar-benar telah berakhir dan mereka semua kembali ke daerah masing-masing, termasuk dia. Sekitar 17 jam dari sini jaraknya. Tidak ada salam perpisahan apalagi cenderamata atau kenang-kenangan yang dapat ditukar sebagai pengingat. Bersalaman pun tidak ketika itu. Hanya sebuah harap yang semoga diaminkan langit dan bumi agar suatu saat kaki kami kembali berpijak di tanah yang sama.

Salam satu cinta buat kamu, sesuai dengan jargon yang kita teriakkan dengan sangat lantang bersama yang lain. Selamat jalan dan semoga selamat sampai tujuan. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar