Hari ini kita tampil agak berbeda. Kita sama-sama berlaku dengan sedikit tidak biasa. Dan kamu tentu tahu apa yang aku maksud. Kita sama-sama menghasilkan daya tarik antara satu sama lain. Tidak disengaja, tetapi penampilan hari ini telah membuat kita saling bertatap agak lama. Aku bisa membaca pikiranmu bahwasanya ada sedikit senyum dalam hatimu saat memandangku, dimana aku tidak dapat menaksir maknanya.
Tentang kamu yang lain dari biasanya. Maaf jika aku berkomentar karena sebenarnya aku tidak punya hak untuk itu. Tetapi sedikit masukan mungkin akan berharga di suatu saat nanti untuk kamu terapkan. Pertama, jadilah dirimu sendiri. Aku tidak berkata bahwa hari ini kamu tidak baik. Bukan juga karena aku tidak menghargai sesuatu yang baru yang coba kamu terapkan. Tetapi alangkah lebih baik seandainya kamu tampil dengan adanya kamu yang seperti sediakala. Karena dari sorot matamu yang tidak sengaja terpandang oleh mataku, ada gurat belum percaya diri dan itu membuat tampilanmu minus hari ini. Sekali lagi, bukan kamu tidak terlihat indah hari ini, mungkin mataku saja yang tidak biasa memandangmu seperti itu sehingga ada sedikit shock saat pupil menjatuhkan bayanganmu di retina.
Kedua, jadilah seorang yang sederhana. Jujur, aku menyukaimu ketika baru pertama melihatmu. Kamu tidak neko-neko dengan diri yang harus kamu tampilkan. Ya, memang pada dasarnya setiap hawa ingin menjadi daya tarik yang membuat Adam-adam di sekitarnya terpikat. Tetapi bukankah alamiah tetap bisa membuat mereka jatuh hati?
Ketiga, hargai leluhurmu. Sebagai salah satu yang terbesar di pulau ini, bahkan negeri ini, sudah seharusnya kamu berlaku seperti mereka-mereka yang memengang teguh ajaran tetua. Salah satunya adalah dari segi berbahasa. Harus kukatakan bahwa aku tidak suka dengan cara bicaramu yang tidak lagi berkaca pada tanah kelahiranmu. Pahatan wajahmu yang indah memang seharusnya bisa saja mengatakan bahwa kamu berasal dari metropolitan sana. Tetapi, sebagai tuan rumah di sini, seharusnya kamu mengembangkan cara bicara yang memang itulah kamu dan kotamu yang sebenarnya. Bukankah kota ini juga punyai daya tarik sendiri yang tidak dimiliki tempat lain?
Keempat, aku minta maaf atas segala kelancangan atas komentar kepadamu. Silahkan saja marah dan membenci. Tidak sekarang, suatu saat mungkin akan berguna dan kamu akan selalu mengingatnya. Aku pun bukan seorang yang sempurna, tetapi rasanya juga tidak ada salahnya untuk memberi masukan terhadap apa yang aku saksikan.
Terakhir, aku dengar beberapa hari yang lalu kamu merayakan hari jadi ke 20. Selamat atas usia kepala Duamu. Jadilah lebih dewasa dan lebih berguna. Jadilah Jawara bagi Dua pahlawanmu di rumah. Tingkatkan pengabdian yang telah kamu rintis selama ini. Dan maaf untuk kesekian kalinya, aku tidak punyai hak dan juga tidak berani untuk berkata langsung di depanmu. Ingin aku berucap seraya memberimu selamat, tetapi. . . . . ah, mungkin kamu bisa memahami sendiri apa yang terjadi akhir-akhir ini perihal komunikasi kita yang dulu pernah berjalan baik.
Satu doa terakhir dariku, semoga kita bisa kembali seperti biasa, bisa bercanda dan bergurau meski hanya terbatas pada kolom chatting :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar