Source image: google |
Ayah adalah pecandu kopi, membuat aku ikut terseret pada laku yang sama. Kopi pagi dengan kepulan asapnya adalah awalan sempurna untuk memulai hari. Seruput kopi panas memang tidak melegakan dahaga, tetapi sentuhannya di kerongkongan membawa pada nikmat yang mendalam.
Dalam kesepian, kopi adalah teman setia. Tak perlu ditemani sebatang rokok, ayah tidak pernah mengajarkan untuk itu. Cukup kopi saja karena itu sudah lebih dari segalanya. Kepulan asapnya jauh lebih indah daripada kepulan asap rokok yang muncul dari balik bibir dan kedua lubang hidung. Aromanya pun jauh lebih menusuk rasa kenikmatan. Duka, kecewa, dan sedih. Selagi ada kopi semua akan baik saja. Memang tak menghilangkan secara sempurna, tetapi mampu meredakan gelisah. Menenangkan saraf-saraf di jiwa.
Ayah mengajarkan cara hidup melalui seduhan kopi. Tidak dijelaskannya, karena yakin anaknya bisa menangkap setiap makna yang tertera. Tidak perlu untaian kata, suara denting sendok dan gelas diantara air panas sudah menjawab semuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar