Selasa, Maret 29, 2016

4 Kali Pertemuan

Ada beberapa pertanyaan dariku kepada diri sendiri, yang sampai saat ini, quotes-quotes tentang perasaan yang bertebaran di setiap sosial media belum mampu menjawabnya. Pun pengalaman-pengalaman di usiaku yang menginjak kepala Dua ini juga tak bisa berbicara banyak. Pertanyaan-pertanyaan itu tidak teringat lagi kapan aku pertama kali mengutarakannya. Meski sudah lama, tetapi sama sekali tidak terlupa bahwa aku pernah bertanya dan sulit untuk dijawab bahkan sampai detik ini.

Satu diantaranya adalah yang pertama, tentang ketertarikanku pada perempuan-perempuan berpenampilan sederhana. Entah dimana dan kapan mulanya, entah kepada siapa awalnya, dari dulu sampai sekarang kenyamananku lebih tinggi tingkatannya untuk berbicara dan berinteraksi dengan yang terlihat biasa-biasa saja kenampakan penampilannya -terlepas dari segala bentuk latar belakangnya-. Dan yang terakhir ini terjadi adalah ketika aku berkenalan dengan seorang mahasiswi cantik dari jurusan Sastra Inggris. Tidak seperti mahasiswi lainnya di jurusan serupa yang sedikit meninggikan penampilan di samping kualitas belajar mereka, perempuan asal ibukota ini terlihat lebih simple -dalam pandangnku-.

Barangkali dia tidak akan pernah tertarik padaku jika melihat cara berpenampilanku yang awut-awutan, tidak mengerti trend, dan tidak gaul kalau kata manusia zaman sekarang. Hmm, terlalu jauh mungkin jika bicara tentang ketertarikan. Mari kita mulai dengan deskripsi sekilas perempuan simple yang kumaksud.

Sebelumnya maaf, karena saat ini tidak bisa menyebutkan namanya. Dalam strata di kampus, dia adalah adik tingkatku, dan kami jarang sekali bertemu karena berbeda fakultas. Bahkan dalam setahun terakhir aku sama sekali tidak pernah melihatnya. Seingatku, pertemuan terakhir kami terjadi ketika rapat di salah satu Unit kegiatan Mahasiswa (UKM) yang sama-sama kami ikuti tahun lalu, dimana kami akhirnya juga sama-sama tidak aktif lagi di UKM tersebut. Bukan karena janjian atau kesepakatan, ini hanya kebetulan saja momennya.

Dalam hitunganku -kalau tidak salah- kami hanya pernah bertemu sebanyak 4 kali. Untungnya di satu momen dari 4 kali pertemuan itu, kami pernah saling bertukar kontak sehingga masih ada kabar yang dapat diketahui oleh satu sama lain meskipun hanya melalui timeline yang muncul pada media sosial -karena jarang melakukan komunikasi langsung-.

Oke, tentang dia yang penampilannya membuatku jatuh hati. Sedikit kuluruskan terlebih dahulu agar tidak ada yang salah sangka. Tertarik pada penampilannya yang sederhana, bukan berarti aku menilai seseorang hanya dari pandangan yang terlihat oleh mata, tidak. Ini hanya sebatas untuk mendeskripsikan pertanyaan-pertanyaanku yang belum terjawab tadi.

Dari 4 kali masukan cahaya yang jatuh ke retinaku saat melihatnya, keempat-empatnya menunjukkan kesimpulan yang sama. Wajahnya natural tanpa banyak input untuk memperindah, pun caranya dalam berpakaian juga sangatlah sederhana. Biasa namun tetap menampilkan rona indah seorang wanita beranjak dewasa. 

Aku tidak paham, apakah dia juga berpenampilan sama saat hendak atau setelah kuliah, atau saat hangout bersama teman-temannya. Satu hal yang pasti, dari 4 kali pertemuan yang tak satupun di jam aktif kuliah itu, ada objek yang cukup mampu meng-upgrade tampilan di mataku, dari kumpulan kata dalam jurnal penelitian yang sulit dimengerti, berubah menjadi keindahan seorang hawa yang alamiah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar