Ketika ketidaksengajaan mempertemukan kita, apakah kamu yakin ada sesuatu yang lain yang sebenarnya telah terencana? Bahkan jauh sebelum kita berkesimpulan, Tuhan sejatinya telah memantapkan perhitungannya bahwa di titik yang telah Dia tentukan kita akan menatap dengan satu rasa yang sama. Hanya saja jiwa, hati, perasaan, dan logika kita merespon dengan cara yang tidak selaras.
Mungkin saja kamu merasa biasa dengan rencana pertemuan kita, kamu anggap tidak sengaja karena kita secara kebetulan memulai langkah di detik yang sama, mengarah ke arah yang sama, lalu berhenti di tempat yang sama pula. Sebelumnya sudah sering kutekankan, tidak ada kebetulan dalam kamus kejadian dalam hidup dunia. Semua yang awalnya aku dan kamu anggap tidak sengaja dan tak terduga pada dasarnya merupakan sebuah rencana, bukanlah aku dan kamu yang membuatnya. Entah manusia, entah alam, entah hujan, entah angin, entah siapapun juga.
Sebuah maksud yang kadang tidak tersampaikan saat kita bertemu. Bukan tidak ada, kadangkala waktu menjadi alasan agar kita tidaklah kehilangan asa untuk tetap saling menyapa. Pertemuan pertama tak akan pernah menyampaikan maksud serta alasan utama mengapa kita dipertemukan. Kita dibiarkan sejenak bermain dengan waktu, megendalikan sendiri permainan-permainan dunia fana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar