Adakah namaku terselip dalam rangkaian doamu yang teramat panjang itu? Aku yakin kamu sudah menyusun doa untuk hidupmu ke depan, dan berdoa untuk orang-orang yang menyayangimu. Tetapi aku, yang bukan siapa-siapa bagimu, adakah sekali saja muncul namaku dalam gerak bibirmu saat berdoa di sana?
Aku hanya dapat tersenyum, menyaksikan keberadaanmu dari selembar foto. Jelas aku saat ini tidak bisa melakukan apa yang kamu sedang kerjakan. Kamu adalah seorang yang beruntung, yang bahagia dari sisi dunia. Dulu aku masuki kehidupanmu, nyatanya hanya untuk membuatmu menjadi seorang pembenci.
Kulihat lagi kolom chat lama, bahwa dulu kita tertawa namun sekarang tidak lagi bersapa. Kusentuh satu barangmu yang masih tertinggal. Satu-satunya alasan yang kelak akan membuat aku kembali bicara denganmu.
Biarlah hujan dan badai datang dulu, menyapu bersih semua kenangan dan alasan penyebab kita tidak bisa bersama. Berdoalah agar badai itu tak sampai menghapus cinta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar