Aku lupa, dan kamu seperti juga tidak pernah mengingatnya. Bagi kita itu tidak begitu penting -setidaknya itu yang pernah kita bicarakan dulu-. Dan tadi malam aku menelfonmu, kita bicara tentang banyak hal, ngalor ngidul tiada berujung tiada berpangkal hingga berjam-jam. Lalu diakhir telfon kamu ingatkan sesuatu.
"Ini tanggal 22."
Ya, aku tahu, tetapi belum sampai motorikku berpikir tentang tanggal 22 yang kamu maksud. Yang ada dalam kepalaku hanyalah Desember ini tanggal 22-nya diperingati sebagai hari Ibu.
Sejurus aku diam berpikir.
"30 bulan!!!" Hatiku menjerit girang beberapa detik setelahnya.
Aku ingat betul kejadian 30 bulan sebelum ini, Di jalanan kampus, di bawah pohon trembesi berusia remaja. Di sana kamu diikat dengan tali tanpa bisa berkutik. Diberondongi air, dihujani tepung, dan dilempari telur. Sudah hampir layak kamu disebut adonan kue sore itu, tinggal dimasukkan saja ke dalam mixer.
Hari itu aku membisikkan sesuatu di telingamu. Dan menunggu kamu menjawabnya adalah seperti neraka, seperti dunia sedang berguncang hebat, seperti sungai yang meluap menutupi bukit tertinggi, seperti gunung sedang terbang dan siap menghujam.
Hingga akhirnya, jawabanmu muncul dengan lembut, berbisik balik di telingaku. Yang memulai perhitungan, yang menjadi alasan mengapa hari ini tepat jatuh di bulan ke 30.
Ketika mungkin kita sama-sama bertanya, apa saja yang sudah terjadi selama 30 bulan ini, baik aku ataupun kamu barangkali tidak akan bisa menjawabnya dengan baik. Banyak sekali yang sudah terjadi, banyak sekali yang harus diceritakan. Karenanya, biarlah pertanyaan itu dihaturkan kepada diri sendiri saja, tidak perlu dijawab, biarkan kenangan yang mengukirnya dalam catatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar