Sesi Curhat Oleh Diri Sendiri Kepada Diri Sendiri
Perkenalkan, aku mahasiswa semester tua yang sedang berdiri sok manis di gerbang tugas akhir (baca: skripsi. Tapi sengaja ditulis 'Tugas Akhir' supaya tidak begitu horor). Terjebak dengan jarak ribuan kilometer dari kampus berikut dengan dosen pembimbing ternyata jauh lebih menyeramkan daripada yang dibayangkan sebelumnya. Kampusku berada di Malang, Jawa Timur. Dan aku kini sedang pusing setengah mampus di Tanjung Enim, sebuah daerah dengan jarak sekitar 100 km dari kota Palembang, Sumatera Selatan.
Mengapa bisa begini?
Tidak lain dan tidak bukan karena aku punya mimpi dan modal berupa kenekatan dan keyakinan, itu saja tidak lebih. Aku bukan seorang yang pintar-pintar amat, yang dengan beberapa kali bimbingan saja bisa menyelesaikan tugas sekelas skripsi, tidak. Bahkan di kampus, aku tidak termasuk mahasiswa dengan IPK kelas atas, mungkin hanya sebatas papan tengah yang hampir terjerembab ke papan bawah. Atau barangkali memang sudah berada di papan bawah. Ah, sudahlah. . . . . .
Lalu aku berani mengambil resiko mencoba tugas akhir jauh dari bimbingan dosen?
Ini memang belum final, belum ada kepastian yang memfixkan bahwa tugas akhirku akan dilakukan di sini. Dulu dosenku sudah memberi lampu hijau, dan aku begitu yakin, tetapi akhir-akhir ini nyaliku agak ciut dibuatnya, susah juga ternyata. Hanya saja, sudah kepalang tanggung, aku sudah 2 bulan berada di sini, rasanya sudah menjadi warga Tanjung (sebutan untuk orang yang tinggal di Tanjung Enim). Kalau ibarat kata, sudah tanggung basah, lebih baik mandi sekalian.
Jadi bagaimana?
Berdasarkan modal yang tidak dapat dipertanggungjawabkan ini (nekat dan yakin), aku berdoa supaya yang terjadi sekarang adalah yang terbaik, dan pada saatnya nanti (beberapa bulan lagi), syarat lulusku bisa rampung dengan nilai sangat memuaskan. Amiiinnn !!!!
Yakin bisa?
Harus yakin, semua berasal dari sana, kata-kata 'Yakin' yang mujarab. Selagi ada keyakinan, jalan juga pasti akan selalu ada.
Apa motivasinya?
Banyak, diantaranya yang paling relevan dengan keadaan sekarang adalah kata-kata dari Ibu yang muncul setiap kali menelfon. Orang lain bisa, kenapa kita tidak? Cukup ajaib, karena setelah mendengar itu aku sedikit banyaknya lebih merasa mampu untuk melanjutkan apa yang sudah dimulai beberapa bulan ini.
Kalimat untuk memotivasi diri sendiri:
Yakin saja pada kemampuanmu, dan jangan lupa libatkan Tuhan di dalamnya. Buah dari keyakinanmu jika melibatkan Tuhan adalah hal yang selama ini kamu dambakan.
semangat daa..... !!!!
BalasHapusmkasih yuuu :)
BalasHapussamo-samo daaa ^^
BalasHapus