Rabu, Desember 07, 2016

Peracik Senyum

Agaknya kamu adalah Ibu bagi mereka. Kamu adalah sesuatu yang jika tidak ada, membuat mereka tampak sangat berbeda. Kamu salah satu motor yang membuat mereka bergerak. Ya intinya kamu penting bagi mereka.

Hari ini, atau mungkin beberapa hari lagi, dalam waktu dekat sebut saja, kamu akan menjadi seorang yang lebih paham dengan dirimu. Embanan tanggung jawab yang kamu pikul setahun terakhir, akan menjadi kenangan tersendiri, tidak saja bagimu, tetapi bagi mereka yang telah melibatkan kamu di banyak hal.  

Dari sini aku ucapkan selamat, bahwasanya tanggung jawab itu berhasil kamu atasi. Dan kamu akan menjadi seorang yang selalu mereka elukan di banyak kesempatan suatu hari nanti. 

Demikian mukadimahnya. . . . . . . . . . . . .

Sekarang, masih ingat aku?

Sisihkan waktumu sejenak, mengingat orang-orang tidak penting yang pernah tampil di depanmu. Boleh jadi orang tidak penting inilah yang kelak akan menjelma menjadi peracik senyummu yang paling masyur. Kamu sudah tidak dikejar tanggung jawab lagi, aku rasa ada sedikit waktu yang dapat kamu sisihkan.

Oke, jika kamu berkenan, mari kita tarik waktu ke beberapa tahun silam. Mulai dari pertama kali kamu mengenalku sampai detik ini, sampai namaku sudah tenggelam diantara kesibukanmu.

Dengan waktu yang terus berlalu, dengan kesibukan dan rutinitas kita yang berbeda, dengan segala bentuk ketidaksamaan aku dan kamu, aku masihlah seorang dengan kata hati yang tidak berubah. Abaikan saja jika pengakuanku ini membuatmu risih. Kamu sedang tinggi dan sedang berada di puncak popularitas. Takut kalau-kalau aku muncul hanya sebagai perusak popularitas saja. 

Aku hanya minta izin, apakah detik ini dan sampai seterusnya, aku masih diperbolehkan untuk tetap jatuh hati?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar