Semakin ke sini pertanyaan demikian semakin sering masuk ke cela kosong waktu khayalku. Aku dilanda takut setiap kali pertanyaan itu tiba-tiba manelusup. Jelas aku belum siap, masih hitam dalam pandanganku akan ke arah mana kubawa jalan hidupku nanti. Jawaban demi jawaban coba kutemukan, kadang kurenungi betul apa yang sebenarnya sedang kulakukan, sembari berharap ada satu saja titik kecil yang mampu menghubungkan cerita hari ini dengan arah masa depanku. Nyatanya masih belum.
Tentang seorang yang sudah 'rusak', masih bolehkah memimpikan masa depan yang cerah?
Kalimat-kalimat bulshit selalu muncul menjawab pertanyaan demikian. Hanya harapan-harapan kosong saja yang mereka jabarkan, "Siapapun bisa melakukan apapun dengan usaha dan kerja keras." Dan aku mual mendengarnya.
Kenyataannya, rusak tetaplah rusak. Dia tidak lagi sama seperti sebelumnya. Dunia tentu menginginkan yang terbaik, yang sempurna, yang tidak rusak dan masih utuh 'onderdil'nya. Untuk apa memakai yang rusak jika yang utuh dan sempurna bisa digunakan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar