Theresia, itu namamu dan aku memanggil dengan sapaan Rara sesuai permintaanmu. Apa kabarmu kini? Maaf jika terlalu lancang untuk menanyakan keadaanmu. Selamat Natal ya, selamat berbahagia di hari rayamu. Oh iya, apa kamu masih ingat aku? Barangkali kamu lupa, sebut saja namaku Hanagi, yang dulu satu Cluster denganmu saat ospek.
2 tahun lalu kita terakhir kali bertemu. Pastinya sudah cukup sulit untuk mengingat wajahmu lagi. Seandainya kita tak sengaja bertemu lagi, mungkin perlu beberapa detik untuk memastikan bahwa itu adalah kamu saat berdiri di depanku. Meski sedikit lupa wajah, aku sama sekali tidak lupa akan kebaikanmu tempo hari. Kamu ingat? Ketika aku baru datang dan tidak tahu apa-apa tentang kotamu, ketika aku bingung harus kemana mencari sesuatu yang aku butuhkan, dengan senang hati kamu memberi tahu, bahkan dalam beberapa waktu kamu bersedia menemani. Terima kasih atas semua kebaikanmu.
Hari ini aku mampir ke toko buku. Tempat dimana kamu dulu hanya berniat menemaniku mencari buku-buku kuliah, tapi malah akhirnya kamu yang jadi membelinya, sementara aku pulang dengan tidak membawa apa-apa. Teringat lagi semua kebaikan yang pernah kamu lakukan waktu itu. Kamu juga membawakanku beberapa makanan khas Ngalam yang sebelumnya belum pernah kucicipi. Betapa baiknya kamu padaku ketika itu.
Dan aku juga kaget ketika kita makan di sebuah lesehan tidak jauh dari toko buku. Kita memesan lalapan. Saat kamu mengatur posisi duduk, tidak sengaja dari balik bajumu muncul mainan kalung berupa tanda salib. Aku kaget karena sebelumnya belum pernah makan berhadapan dengan seorang yang beda iman. Menghadapi makanan yang tersaji, kita berdoa dan bersyukur dengan cara berbeda. Aku menadahkan tangan sementara kamu menyatukan kedua telapak tanganmu tepat di depan dada. Sebulan lebih kita kenal, baru malam itu aku tahu bahwa kamu adalah seorang Khatolik. Adalah pengalaman lain bagiku, kenal denganmu membuat aku mendapatkan lagi sesuatu yang baru.
Aku tidak akan lupa jasamu meski barang kali kamu lupa pernah menolongku. Tidak masalah jika kamu lupa, aku hanya bisa mengirim doa semoga harimu selalu bahagia. Karena di sini, di kotamu yang ramah ini aku juga merasa bahagia. Oh iya, maaf jika aku lancang, terakhir aku melihat potretmu bersama seorang laki-laki, apakah itu kekasihmu? Selamat ya, semoga hari-harimu bahagia bersamanya. Terima kasih, Ra, atas semua bantuanmu dulu. Selamat hari raya Natal dan Tahun baru. :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar