"Ukurlah bayang setinggi tegak !!!" Adalah sepenggal kata yang tidak diartikan dalam hal penting bagi sebagian orang. Mungkin karena memang tegak mereka jauh lebih tinggi daripada bayangan mereka yang terlihat. Sehingga ada sisi yang membuat mereka bisa berbangga diri, berpamer kelebihan dan menunjukkan dirinyalah yang lebih baik dari yang lain.
Semua berawal dari mana kamu berasal. Mungkin saja kamu dilahirkan dari keluarga berada yang mampu memenuhi semua keinginanmu. Atau setidaknya setiap apa yang kamu ingini dapat terwujud tanpa harus menunggu waktu lama. Bersyukurlah jika demikian adanya, karena banyak yang inginkan keadaan seperti itu namun hanya mampu mereka raih lewat angan. Sekali lagi, bersyukurlah.
Tidak sedang mengajari, juga tidak sedang menggurui. Jika pun dianggap mengajari dan menggurui, semua itu adalah dimaksudkan untuk diriku sendiri yang kadang memang lupa akan nikmat. Sebagai manusia yang sama dengan lainnya dimana ada hasrat yang memaksa untuk selalu dipenuhi, aku lahir dengan keadaan yang demikian adanya. keirian pernah menguasai ragaku karena tidak semua yang (menurutku) aku butuhkan dapat terpenuhi.
"Jangan pernah melihat ke atas !!!" Beberapa kali aku melanggarnya, membuat hasrat untuk keinginan semakin tidak terbendung. Boleh saja hasrat adalah bagian dari sifat manusiawi yang rasional. Namun jika hasrat tak bisa terpenuhi, bisakah manusia merasionalkan hasratnya?
Beberapa hari terakhir aku merenungkannya. Berpikir dan melihat apakah bayangku jauh lebih tinggi daripada tegak. Apakah aku sedang menengadah melihat sesuatu yang lebih tinggi. Apakah semua keinginanku adalah bagian dari kerasionalan.
Aku merasa kadang terlalu angkuh padahal bukan siapa-siapa. Kadang sombong menggerotiku padahal nyatanya tidak ada yang bisa disombongkan. Aku merasa paling hebat padahal tegakku saja tidak tepat.
Sadar, sejemawa itukah aku???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar