Aku menghadirkan diri di depan rumahmu, di malam minggu pekan awal kita berjumpa. Sambutanmu sederhana, seuntai senyum dengan penampilan seadanya. Ini bukan mauku saja. Ini janji kita tempo hari. Mana berani aku datang sendiri tanpa persetujuan dan ajakan darimu. Memangnya siapa aku?
Katamu di sini sepi. Tidak seperti saat kamu hidup di kota dulu, yang mana waktumu lebih banyak terhabiskan di luar rumah.
"Yah, di sini ada apa, Gi? Tidak ada. Hanya perumahan karyawan perusahaan yang orang-orangnya bersembunyi di dalam rumah setelah senja selesai."
Keluhmu tampaknya cukup serius. Dan kamu tidak punya jalan keluar untuk menghilangkannya -selain mendatangkan aku di malam minggu ini.
Untuk apa? Memangnya kita seirama dalam beberapa hal sehingga yakin kedatanganku dapat menghilangkan jenuhmu?
"Tidak juga, tapi setidaknya aku punya seorang yang dapat digunakan untuk sedikit merubah suasana."
Digunakan?
"Ya, ada yang salah?" Tanyamu.
Senyummu muncul tipis di ujung bibir, sepertinya paham tentang kemana makna kata 'digunakan' yang aku pertanyakan.
Tidak, kalau begitu aku juga akan 'memakaimu' untuk menghabiskan hari selama di sini.
"Boleh saja selagi kamu merasa betah dan nyaman."
Aku tersenyum mendengarnya.
"Kadang aku agak sedikit menjengkelkan." Lanjutmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar