Selamat pagi Mahasiswi Sastra Jepang yang entah sedang berbuat apa sekarang ini. Sibukkah minggu pagimu kali ini? Atau hanya kau isi dengan membaringkan diri di kasur empuk sembari memainkan gadget? Aku melihat foto terakhir yang kamu unggah tadi malam. Boleh aku berkomentar?
You're amazing girl.
Kamu adalah satu dari tidak ada sebelumnya perempuan ibukota yang membuatku tertarik. Sederhananya, kamu satu-satunya sejauh ini yang membuat aku suka pada mahasiswa asal Jakarta di kota ini. Aku tidak begitu akrab dengan kehidupan metropolitan tempat asalmu, karena berasal dari sebuah dusun kecil di balik tebing yang susah tertembus sinyal. Kehidupannya berbeda dan bahkan bertolak belakang, itu yang agaknya membuatku tidak begitu menikmati apa-apa yang berbau Jakarta. Jakarta itu tinggi sekali rasanya, tidak terjangkau sehebat apapun usahaku, karena faktanya aku adalah seorang anak kampung yang Alhamdulillah mendapat rezeki Tuhan untuk kuliah di kampus yang sama denganmu.
Jakarta itu hebat, dan aku bukan bagian dari sebuah kehebatan. Hanya penuntut ilmu yang ingin sedikit merubah hidup, agar tak dianggap terlalu rendah oleh mereka, termasuk olehmu mungkin saja.
Tidak jelas alasan apa yang mendatangkan ingatan tentangmu lebih lama mampir dari yang lain, juga lebih sering muncul saat aku sedang tidak berkegiatan. Mungkin aku suka dengan caramu berlaku. Entahlah, padahal biasanya laku anak Jakarta tidak begitu dapat membuatku tertarik. Aku minder dan merasa kalah duluan.
Kamu, perempuan sastra asal Jakarta, tampaknya harus bertanggung jawab atas perasaanku saat ini. Kamu tidak salah, tetapi tetap harus bertanggung jawab, karena sudah ambil bagian di dalamnya meski tanpa sengaja sekalipun. Sekarang, bersiaplah. Tidak lama lagi aku akan mampir menghampiri. Aku tengah berusaha memberanikan diri. Jangan keluarkan rona kaget di wajahmu saat nanti aku tiba-tiba ada di depanmu. Dan jangan ternganga, itu dapat menurunkan nilaimu yang hebat. Dan satu hal lagi, jangan membuat usahaku memberanikan diri setengah mati belakangan ini menjadi sia-sia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar