Maksud dari kehadiranmu kini aku pertanyakan. disaat aku mulaai bisa lupa akan semuanya, mulai lupa akan kenangan yang pernah kau ukir dalam hati ini, di saat semua sudah berangsur normal kembali dan aku mulai bisa untuk hidup seperti biasanya, hidup seperti sebelum kehadiranmu yang telah menggores luka, kau kembali menghantarkan kenangan pahit itu. Kau datang lagi, dan kau membuat semua seperti akan kacau kembali. kau mengadirkan luka lama yang berusaha untuk aku sembuhkan. Namun disaat luka itu mulai kering dan bekasnya mulai menghilang, kau kembali hadir membawa pisau itu dan luka yang mulai kering ini serasa akan robek kembali. Aku tidak ingin itu terjadi kembali. cukup sekali, cukup sekali saja aku merasakan bahwa luka itu memang sangat sakit. Luka yang kau goreskan ketika itu, ketika seragam putih abu-abu masih melekat. Kenangan terindah yang pernah aku rasakan selama hidup ini dan juga langsung di ikuti dengan kenangan pahit yang kau hadirkan untukku. Aku tidak akan lupa semua itu, akan selalu teringat dan membekas dalam jiwaku, karena sebenarnya, dari lubuk hati yang paling dalam, dari bisikan hati kecil ini, aku menyadari bahwa aku masih menginginkanmu, aku menyadari bahwa aku butuh dirimu untuk melengkapi hidup ini. Kau yang pernah menggoreskan luka yang teramat sangat perih itu, dan kini aku berharap, kini aku menunggu bahwa kau adalah obatnya. Kau adalah penyejuk dari keperihan itu. Kau adalah penyembuh dan pengering luka itu. Kau adalah penghilang bekas dari semua kesakitan yang aku rasakan dua tahun lalu. Ketika aku masih merasakan bahwa keindahan ada di depan mataku, dan keindahan itu adalah dirimu. Namun segera berubah ketika kau mulai berpaling dan aku tidak tahan untuk melihat semua itu.
Jujur sedikit rasa yang ketika itu menggebu kini masih tersimpan, masih ada secercah rasa yang aku sangat brharap akan itu. Namun kemustahilan akan semua itu jauh lebih mungkin untuk terjadi jika melihat semua yang terjadi kini. Mungkin sebenarnya aku terlalu bodoh untuk ini semua. Terlalu berharap akan sesuatu yang sangat jauh untuk bisa kucapai. Dan susuatu yang jauh itu tidak lain dan tidak bukan adalah dirimu. Hanya satu kata Maaf yang bisa aku ucapkan padamu, dan itupun tidak lewat ungkapan dari bibir. Hanya goresan-goresan warna hitam ini yang bisa yang mengantarkannya kepadamu, karena aku hanyalah seorang yang pengecut dan berharap akan sesuatu yang tidak mungkin untuk ku raih. Terima kasih adalah kata sakral yang harus terucap dari bibir, dan terima kasih atas semuanya karena telah memberikan warna dalam kenangan-kenanganku selama mengenal dirimu.
Jujur sedikit rasa yang ketika itu menggebu kini masih tersimpan, masih ada secercah rasa yang aku sangat brharap akan itu. Namun kemustahilan akan semua itu jauh lebih mungkin untuk terjadi jika melihat semua yang terjadi kini. Mungkin sebenarnya aku terlalu bodoh untuk ini semua. Terlalu berharap akan sesuatu yang sangat jauh untuk bisa kucapai. Dan susuatu yang jauh itu tidak lain dan tidak bukan adalah dirimu. Hanya satu kata Maaf yang bisa aku ucapkan padamu, dan itupun tidak lewat ungkapan dari bibir. Hanya goresan-goresan warna hitam ini yang bisa yang mengantarkannya kepadamu, karena aku hanyalah seorang yang pengecut dan berharap akan sesuatu yang tidak mungkin untuk ku raih. Terima kasih adalah kata sakral yang harus terucap dari bibir, dan terima kasih atas semuanya karena telah memberikan warna dalam kenangan-kenanganku selama mengenal dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar