Bukan diam yang sebenarnya diingini hati. Aku dan kamu tidak pernah tertarik untuk berteman dengan sepi. Juga tidak pernah mampu mengakui adanya rindu yang semakin menjadi.
Aku terkesima sudah menjadi hal biasa, mata tak berkedip juga adalah cerita yang sangat lumrah, kamu selalu hadirkan istimewa dalam setiap irama langkah.
Sayangnya, tidak selalu kita berbalas sapa, bahkan kadang seperti jiwa-jiwa yang lelah dalam langkah, membiarkan angin membelai wajah menjadi perantara tanpa ada niat bicara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar