Rabu, Februari 12, 2014

Rasa dan Ilusi

                
Waktuku akhirnya habis tersita untuk sebuah penantian yang seperti terliaht sia-sia. Hanya karena seorang wanita, yang bahkan tak pernah menghargai perasaan orang yang menyayanginya dengan tulus. Bertahun-tahun menghabiskan waktu dalam penantian panjang yang tak berguna. Telah banyak yang terkorbankan atas penantian selama ini. Yang berakhir dengan tumpahan air mata kesedihan. Begitu kisah yang di awali dengan senyum dan kegembiraan dulunya, kini malah terjepit oleh kekecewaan dan kesedihan.
                Adalah sesuatu yang sangat menyakitkan, melihat tangan lembutnya kini sudah ada yang menyentuh. Mereka berada dalam senyum kebahagiaan, Seolah menancapkan sebuah tombak cemoohan yang luar biasa panas atas penantian dan kesia-siaan selama ini. Mereka tertawa, memperlihatkan betapa bahagianya mereka saat itu. Mereka tahu, seorang di sana, di belakang mereka tengah melihat dengan kesedihan yang begitu hebat. Mereka menyadari itu, namun tidak tersentuh sama sekali untuk sedikit meredam kebahagiaan yang sedang mereka umbar. Bagaimana sakitnya seorang dalam penantian yang sia-sia dan kini berada dalam genggaman orang lain.
                Begitu banyak kesedihan yang terdapat di atas bumi. Namun taka da yang sesakit ini. Di kala melihat mereka berjalan bergandengan tangan, melihat mereka berada dalam kemesraan dan melihat mereka saling pandang dengan sebuah senyum yang saling terkasih.
                Sangat berat rasanya untuk mendoakan yang terbaik bagi mereka yang tengah dilanda kebahagiaan. Sungguh sangat sulit mendapatkan rasa ikhlas bagi mereka. Tetapi adalah sebuah perjuangan yang begitu indah jika itu semua berhasil. Mengikhlaskan yang di sayang untuk mendapatkan kebahagiaan sejatinya.
                Dan kini mencoba untuk memasuki dunia yang baru terasa begitu sulit. Tanpa hadir sang pujaan, mungkin itu memang lebih baik, tapi butuh waktu yang cukup untuk segera bisa menerima kehadiran orang baru. Orang yang lebih baik dan lebih tepat. Yang lebih bisa memahami dan mengerti.

                Tidaklah mudah karena bayangan lama masih selalu saja mengikuti. Seperti belum mengikhlaskan meski dia sudah berada dalam lindungan seorang yang menurutnya lebih baik. Dan itu adalah sebuah ilusi. Aku sadar itu namun sangat sulit untuk mempercayainya. Dia tidak akan kembali, tetapi aku tetap sajakeras kepala. Orang lain telah mendapatkannya, tetapi hati masih saja terus berharap. Sungguh seorang yang bodoh. Tidak mampu lagi menimang mana yang baik dan benar, tidak mampu lagi membedakan mana yang nyata dan ilusi. Itulah efek dari rasa yang terlalu berlebihan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar