Waktuku akhirnya habis tersita untuk sebuah penantian yang seperti terliaht sia-sia. Hanya karena seorang wanita, yang bahkan tak pernah menghargai perasaan orang yang menyayanginya dengan tulus. Bertahun-tahun menghabiskan waktu dalam penantian panjang yang tak berguna. Telah banyak yang terkorbankan atas penantian selama ini. Yang berakhir dengan tumpahan air mata kesedihan. Begitu kisah yang di awali dengan senyum dan kegembiraan dulunya, kini malah terjepit oleh kekecewaan dan kesedihan.
Adalah
sesuatu yang sangat menyakitkan, melihat tangan lembutnya kini sudah ada yang
menyentuh. Mereka berada dalam senyum kebahagiaan, Seolah menancapkan sebuah
tombak cemoohan yang luar biasa panas atas penantian dan kesia-siaan selama
ini. Mereka tertawa, memperlihatkan betapa bahagianya mereka saat itu. Mereka
tahu, seorang di sana, di belakang mereka tengah melihat dengan kesedihan yang
begitu hebat. Mereka menyadari itu, namun tidak tersentuh sama sekali untuk
sedikit meredam kebahagiaan yang sedang mereka umbar. Bagaimana sakitnya
seorang dalam penantian yang sia-sia dan kini berada dalam genggaman orang
lain.
Begitu
banyak kesedihan yang terdapat di atas bumi. Namun taka da yang sesakit ini. Di
kala melihat mereka berjalan bergandengan tangan, melihat mereka berada dalam
kemesraan dan melihat mereka saling pandang dengan sebuah senyum yang saling
terkasih.
Sangat
berat rasanya untuk mendoakan yang terbaik bagi mereka yang tengah dilanda
kebahagiaan. Sungguh sangat sulit mendapatkan rasa ikhlas bagi mereka. Tetapi adalah
sebuah perjuangan yang begitu indah jika itu semua berhasil. Mengikhlaskan yang
di sayang untuk mendapatkan kebahagiaan sejatinya.
Dan
kini mencoba untuk memasuki dunia yang baru terasa begitu sulit. Tanpa hadir
sang pujaan, mungkin itu memang lebih baik, tapi butuh waktu yang cukup untuk
segera bisa menerima kehadiran orang baru. Orang yang lebih baik dan lebih
tepat. Yang lebih bisa memahami dan mengerti.
Tidaklah
mudah karena bayangan lama masih selalu saja mengikuti. Seperti belum
mengikhlaskan meski dia sudah berada dalam lindungan seorang yang menurutnya
lebih baik. Dan itu adalah sebuah ilusi. Aku sadar itu namun sangat sulit untuk
mempercayainya. Dia tidak akan kembali, tetapi aku tetap sajakeras kepala. Orang
lain telah mendapatkannya, tetapi hati masih saja terus berharap. Sungguh
seorang yang bodoh. Tidak mampu lagi menimang mana yang baik dan benar, tidak
mampu lagi membedakan mana yang nyata dan ilusi. Itulah efek dari rasa yang terlalu berlebihan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar