Kamis, Februari 06, 2014

Bukan sakit Fisik Bukan Sakit Mental

Ketakutan yang sungguh luar biasa ini pun mulai melanda. Ketika semua orang sedang mengumbar senyum untuk sebuah kebahagiaan mereka, ketika itu pula rasa takut ini hadir dan menghampiri. Tidak ada kata lain, hanya sebuah isyarat yang bisa berkata. Raut wajah yang menjadi bukti ketidaktenangan  dalam jiwa tampak sangat kontras. Sungguh sangat luar biasa ketika ini terjadi di tengah-tngah lingkungan yang sama sekali tidak sesusai. Layaknya demam berat yang sedang melanda. Suhu panas dalam tubuh tidak sesuai dengan suhu di luar yang begitu dingin. Sungguh sangat tidak ada kenikmatan ketika itu terjadi. Hanya rasa sakit mendalam yang diwakili oleh sebuah ketakutan luar biasa. Sebuah beban yang kini terletak di pundak. Sebuah rasa yang terus dilanda ketidaksesuaian dengan bathin. 

Sungguh rasanya sakit tak terkira. Bukan sakit fisik, bukan sakit mental, namun sakit dalam sebuah konteks perasaan. Air mata yang mulai keluar dari bendungan, dan kini siap menerjang dan menghancurkan barikade pertahanan. Mulai mengalir dari sela-sela kecil yang berangsur jebol. Tinggal menunggu kekuatan maha dahsyat yang akan segera menghancurkan palang penahan ini. Tinggal sedikit lagi, maka akan jelaslah semuanya. Rasa takut yang kini terus bergentayangan, sudah mulai tak tertahankan, dan air mata adalah satu-satunya pelampiasan akan hal ini. Kemudian sebuah sungai akan mengalir dengan deras. Melewat pori-pori wajah yang tak terlihat, dan mengalir mengikuti lekukan demi lekukan kontur wajah.

Ketakutan itu semakin menjadi-jadi. Mulai berubah menjadi sebuah kesedihan dan kekecewaan. Memang akan selalu ada harapan yang menanti di depan mata. Namun rasanya harapan itu terlalu jauh berada di depan. Waktu yang terlalu singkat ini memaksa untuk terus berada dalam lingkaran ketidakbahagiaan.  Tidak tampak cahaya cerah bahwa harapan yang terhampar di depan adalah milik seorang yang sedang dilanda sekelumit masalah ini. Perjuangan maksimal selama ini seolah terkubur begitu saja. Tidak ada yang bisa ditinggalkan untuk sebuah jejak kebahagiaan yang masih tersisa. Kini yang tersisa hanyalah jejak dan bukti dari sebuah kegagalan sebuah perjuangan. 

Ada masa dikala ini semua akan berakhir. Namun yakinkah? Memang harus ada kata yakin bahwa ini akan berakhir. Sangat mustahil bahwa ini akan terjadi sepanjang hari. Tetapi ketakutan, kesedihan, dan kekecewaan membuat sebuah kemustahilan ini menjadi sangat tidak mustahil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar