Hujan sudah cukup lama tidak menjadi topik bicaraku. Sejak pertemuan denganmu barangkali. Ya, pertemuan kita tempo hari sama sekali tidak ada hubungannya dengan Hujan. Kita bertemu di suatu kecerahan malam. Di tempat yang gelap, hanya biasan cahaya jejeran lampu jalan yang berhasil masuk ke sana. Tapi itu agaknya sudah lebih dari cukup. Dengan itu saja aku sudah dapat melihat kemilau senyum yang kamu gambarkan di rona wajahmu.
Pertanyaanku, siapa kiranya yang beruntung menjadi pemilik senyum itu?
Setiap orang mungkin berhak mendapatkannya darimu. Tetapi pemilik, jelas hanya satu. Dia yang akan menjaga supaya cahaya senyummu tetap anggun seperti sedia kala.
Aku ingin, tapi merasa bukanlah seorang yang pantas. Yang bisa kulakukan hanyalah berusaha memantaskan diri.
Jika melihat sekitar, maka kepercayaan diriku langsung sirna, berganti dengan kalimat-kalimat yang mengagungkan ketidakmungkinan. Kamu berdiri diantara orang-orang hebat yang berkelebihan. Mereka siap sedia selalu dengan itu, memengedepankan keunggulannya untuk menarik perhatian. Sementara aku, bukan seorang yang bisa kamu harapkan.
Tentunya tidak ada yang tahu. Semua yang akan terjadi nanti hanyalah berupa prediksi, sampai tiba waktunya dia terjadi. Apapun bisa menjadi kemungkinan. Bisa saja aku yang bukan apa-apa ini yang justru kelak membuatmu jatuh hati. Bisa saja esok atau lusa aku menemukan diriku sendiri dalam keadaan yang berbeda. Kejadian yang akan membuatmu bergantung padaku, tidak ada yang bisa menolaknya jika demikian takdir meminta.
Pertanyaanku, siapa kiranya yang beruntung menjadi pemilik senyum itu?
Setiap orang mungkin berhak mendapatkannya darimu. Tetapi pemilik, jelas hanya satu. Dia yang akan menjaga supaya cahaya senyummu tetap anggun seperti sedia kala.
Aku ingin, tapi merasa bukanlah seorang yang pantas. Yang bisa kulakukan hanyalah berusaha memantaskan diri.
Jika melihat sekitar, maka kepercayaan diriku langsung sirna, berganti dengan kalimat-kalimat yang mengagungkan ketidakmungkinan. Kamu berdiri diantara orang-orang hebat yang berkelebihan. Mereka siap sedia selalu dengan itu, memengedepankan keunggulannya untuk menarik perhatian. Sementara aku, bukan seorang yang bisa kamu harapkan.
Tentunya tidak ada yang tahu. Semua yang akan terjadi nanti hanyalah berupa prediksi, sampai tiba waktunya dia terjadi. Apapun bisa menjadi kemungkinan. Bisa saja aku yang bukan apa-apa ini yang justru kelak membuatmu jatuh hati. Bisa saja esok atau lusa aku menemukan diriku sendiri dalam keadaan yang berbeda. Kejadian yang akan membuatmu bergantung padaku, tidak ada yang bisa menolaknya jika demikian takdir meminta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar