Untuk siapa prosa-prosa itu kutulis, tidak perlulah rasanya kamu
bertanya. Semenjak kita bertemu November tahun lalu, aku tiba-tiba saja gemar
mengandaikanmu. Dalam tulisan akhirnya aku introduksikan semuanya. Semua yang
berhubungan dengan kamu terasa baik untuk dilukiskan dalam desain-desain kata
yang sedang aku coba merangkainya.
Seorang
perempuan tanpa penutup kepala, berambut panjang sepinggang, berkulit putih,
bertubuh tinggi dan bermata sedikit sipit. Itulah gambaran kamu yang pernah kuterjemahkan
dalam prosaku.
Barangkali
kamu geli ketika membacanya, atau semoga lebih baik dari itu, kamu tersenyum,
menyaksikan diri sendiri tengah dipuji oleh seorang yang tidak begitu kamu
kenal. Ada orang yang diam-diam, hanya dalam 2 atau 3 kali bertemu, ternyata dia
menyukaimu. Seorang yang gesturnya ketika bertemu denganmu sama sekali tidak
menyiratkan apa-apa, tidak memunculkan pertanda barang setitik. Ya, itulah aku
dengan segala keterdiaman dan penyembunyian hasrat.
Perempuan
bergaya Casual. Kamu menunjukkan bahwa tampil sempurna tidak harus mewah.
Tampilan biasa saja sudah bisa menampakkan pesona yang kamu punya. Dan kamu
tahu, bahwa ke-Casual-an mu itulah yang sebenarnya memikatku. Aku benar-benar jatuh cinta pada gaya Casual.
Sayang, aku
belum dapat mengenalmu lebih jauh. Sempitnya pertemuan kita adalah alasan, yang
mengharuskan aku pandai menerjemahkan tampilanmu untuk dapat kuperkirakan
seperti apa kamu sebenarnya. Dan sepertinya aku sudah cukup mahir walau tidak
mahir-mahir amat. Karena apa-apa tentang kamu yang dapat kusaksikan kasat mata,
sedikit banyaknya dapat diperkirakan bagaimana kamu yang sebenarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar