Kamis, Maret 16, 2017

Casual

Untuk siapa prosa-prosa itu kutulis, tidak perlulah rasanya kamu bertanya. Semenjak kita bertemu November tahun lalu, aku tiba-tiba saja gemar mengandaikanmu. Dalam tulisan akhirnya aku introduksikan semuanya. Semua yang berhubungan dengan kamu terasa baik untuk dilukiskan dalam desain-desain kata yang sedang aku coba merangkainya. 

Seorang perempuan tanpa penutup kepala, berambut panjang sepinggang, berkulit putih, bertubuh tinggi dan bermata sedikit sipit. Itulah gambaran kamu yang pernah kuterjemahkan dalam prosaku.

Barangkali kamu geli ketika membacanya, atau semoga lebih baik dari itu, kamu tersenyum, menyaksikan diri sendiri tengah dipuji oleh seorang yang tidak begitu kamu kenal. Ada orang yang diam-diam, hanya dalam 2 atau 3 kali bertemu, ternyata dia menyukaimu. Seorang yang gesturnya ketika bertemu denganmu sama sekali tidak menyiratkan apa-apa, tidak memunculkan pertanda barang setitik. Ya, itulah aku dengan segala keterdiaman dan penyembunyian hasrat.

Perempuan bergaya Casual. Kamu menunjukkan bahwa tampil sempurna tidak harus mewah. Tampilan biasa saja sudah bisa menampakkan pesona yang kamu punya. Dan kamu tahu, bahwa ke-Casual-an mu itulah yang sebenarnya memikatku. Aku benar-benar jatuh cinta pada gaya Casual.

Sayang, aku belum dapat mengenalmu lebih jauh. Sempitnya pertemuan kita adalah alasan, yang mengharuskan aku pandai menerjemahkan tampilanmu untuk dapat kuperkirakan seperti apa kamu sebenarnya. Dan sepertinya aku sudah cukup mahir walau tidak mahir-mahir amat. Karena apa-apa tentang kamu yang dapat kusaksikan kasat mata, sedikit banyaknya dapat diperkirakan bagaimana kamu yang sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar