Perempuanku, tengah malam ini aku ingin menangis di hadapanmu, meneteskan air mata yang sudah lama sekali tertahan. Jika nanti nyatanya aku tidak kuat, maka sudilah bahumu itu menjadi sandaran kepalaku barang sejenak.
Dari semua yang telah berlalu, banyak sekali sebenarnya keluh yang membuat lelah, teramat banyak kesah yang sudah menyurutkan langkah. Apakah belakangan ini banyak salah yang kuperbuat?
Maaf jika iya. Maaf jika aku sangat tidak ahli untuk memahami. Silahkan hakimi aku dengan segala bentuk kejenuhanmu, boleh kamu menodongku dengan sikap dinginmu. Tetapi berjanjilah untuk tidak merubah irama langkah yang sudah sedemikian rupa kita berusaha menyamakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar