Sabtu, November 21, 2015

Persaingan untuk Gina

Sebut saja namanya Gina. Beberapa bulan yang lalu kami berkenalan lewat sebuah kegiatan malam di kampus. Jangan terlalu berpikir aneh ketika aku berbicara tentang 'kegiatan malam'. Tidak, yang aku maksud bukan kegiatan malam seperti yang ada dalam kepala dan otak ngeres kalian semua. Well, hanya sebuah acara puncak dari pergelaran seni salah satu jurusan yang ada di fakultas kami. Ya, kami adalah mahasiswa-mahasiswi di fakultas yang sama namun beda jurusan, juga beda angkatan. Aku setahun lebih dulu mencatatkan nama di kampus bernama besar ini (memang salah satu kampus terbaik, gak boong, suer deh), lalu di tahun berikutnya dia menyusul. Satu lagi, Gina adalah warga asli kota ini sementara aku adalah pendatang alias mampir sekedar untuk numpang kuliah, paling jauh ya mungkin sekalian cari jodoh. Siapa tahu ketemu jodoh di kota ini juga.

Bicara numpang kuliah, bukan berarti di kotaku tidak ada kampus megah gengs. Asal kalian tau, kampus di kotaku juga merupakan salah satu yang terbaik yang dimiliki negeri antah-barantah ini, bahkan salah satu sistem dalam perkuliahannya baru saja diadopsi oleh kampus-kampus di seputaran Asia Pasifik untuk diterapkan karena dinilai layak dan sangat baik. Asia Pasifik coooyyy. Dan menurut desas desus yang beredar, kabar-kabar burung yang berkicau, dan gosip-gosip yang tersebar, bangunan kampus yang di kotaku itu merupakan satu dari 5 bangunan kampus termegah yang berdiri di Asia Tenggara. So, kotaku juga salah satu yang terbaik meskipun kalian mungkin tidak terlalu mengenalinya karena letak yang cukup jauh dari pusat pendidikan.

Lalu kenapa aku harus numpang kuliah di kota lain? Sangat sederhana menjawabnya jika ditanyakan padaku. 'Ingin menambah pengalaman dan mencari kenalan lebih banyak'. Itu saja (jawabanku ketika ditanya serius), namun jika dikaitkan dengan kultur dan budaya leluhur, berbagai persepsi mungkin akan muncul. Katanya, orang dalam suku ku bukanlah orang yang senang berdiam diri di rumah (baca kampung halaman). Ada pepatah yang mengatakan dan itu terkenal seantero negeri, sayang sekali jika aku sebutkan, terlalu mudah kalian menebaknya dari mana aku berasal. Lupakan, kita tidak sedang membandingkan kampus atau membahas kultur dan budaya. Yang kita bicarakan kali ini adalah gadis manis bernama Gina yang aku taksir sejak pertama kami bertemu.

Bicara taksir-menaksir, aku beberapa kali pernah mengalaminya. Kebetulan sekali hampir semua pengalamanku menyatakan, setiap menyukai seorang perempuan, suatu saat alias pada akhirnya perempuan itu hanya akan menjadi teman dekatku selama beberapa periode. Tidak pernah selama ini akhirnya aku benar-benar berpacaran dengan perempuan yang aku taksir. Atau mungkin kalian menganggap aku memang tidak pernah pacaran sebelumnya?. Owps, jangan salah. Aku pernah beberapa kali merasakan yang namanya menjalin cinta bro, dan setelah berjalan lebih dari setahun, si perempuan selalu minta putus. Entah dimana dosaku tercipta ketika memasuki usia pacaran lebih dari setahun, selalu ada masalah yang akhirnya menyebabkan kami berpisah. Dan . . . . Sekali lagi maaf, pembicaraannya kembali sedikit menyimpang. Sorry gengs, kebawa suasana, maklum melankolis.

Back to Gina, ya perempuan ini cantik dan struktur wajahnya enak di pandang, juga cukup terkenal di kalangan fakultas (mahasiswa fakultas maksudnya, bukan dekanat beserta jajaran). Wajar-wajar saja jika sebenarnya tiba-tiba aku naksir, lagipula dia disukai banyak laki-laki rupawan kampus, dan tentunya aku bukan bagian dari itu. Aku hanya mahasiswa biasa yang sedang terdampar dan selalu menjerit ketika akhir bulan tiba. Sudah barang pasti, bersaing dengan laki-laki berkelas itu aku  akan langsung kalah di awal, bahkan sebelum memulai persaingan malahan. Jadi untuk sementara dan beberapa waktu ke depan aku hanya bisa menyimpan suka dalam bentuk senyum saat memperhatikannya dari jauh. Ceilaahh.

Jujur saja (karena aku memang tidak pernah bohong), hampir setiap insomniaku pasti diakibatkan karena memikirkan Gina, merasakan senyumnya yang indah dan mencium tangannya yang halus. Dengan mengkhayalkan makhluk indah seperti Gina, hatiku sedikit lebih nyaman dan mumet di kepalaku karena tugas kuliah yang seabrek meronta minta diselesaikan dapat berkurang hingga beberapa puluh persen. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar