Benarkah sudah berubah yang
tidak terlihat itu? Bukan. Ini bukan bicara soal fisik yang memang telah
berubah. Ini tak bisa
disambungkan dengan fisik, tidak juga bisa dihubungkan dengan penampilan atau dengan
apapun yang menyangkut kekongkritan. Ini tentang sebuah rasa, yang dulu
menggebu dan kini telah terlelap termakan kejenuhan dan bosan. Ah, entahlah. Itu tidak bisa terjamah dan hanya ada dalam hati tanpa bisa terlihat wujudnya.
Adakah seseorang yang kini telah
menyentuhnya? Yang telah membuatnya luluh dan melupakan masa lalunya yang
panjang. Yang telah merasuki hatinya sehingga dia tidak lagi sama seperti tempo
hari.
Aku diam dalam keramaian saat
semua orang memujinya. Dia adalah bagian yang
kini membawa setengah hatiku. Kini semua orang memujanya, menyanjungnya dengan
tampilan baru yang membuat dirinya terlihat lebih indah. Dia tersenyum
menyambut setiap senyum yang mengarah padanya. Entah senyum yang sekedar bermakna
terimakasih atau senyum bermakna lain seperti keterbukaan hati untuk dimiliki.
Semua itu cukup untuk membuat darah menjadi panas, hati bergetar, dan
menciptakan sebuah aroma yang tak diinginkan. Itulah aroma cemburu yang menyiksa tubuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar