Kita kini akhirnya benar-benar bersama. Tidak seperti pikiran awalku yang mengira bahwa kita hanya sedang melangkah di jalan yang sama, bertemu, kemudian saling mengenal dan sangat mungkin akan berpisah lagi setelah menemukan persimpangan. Tidak ada getaran di hatiku saat kita mengikrarkan untuk mencoba untuk saling menggenggam tangan. Hanya senyum tulus saat memandangmu yang malam itu menjadikan suasana sedikit lebih mesra. Tiada seorangpun yang tahu akan seperti apa langkah yang akan coba kita jalani. Satu-satunya yang mampu menjawab adalah waktu dan secara perlahan beliau telah memberikannya. Aku merasakan hal yang tidak pernah kurasakan sebelumnya. Kenyamanan. Itulah dia. Aku memandangmu dalam tatap ketulusan saat kita bertemu. Tak pernah terpikir bahwa akan ada hati lain yang menarikku keluar dari lamunan indah bersamamu. Sungguh nyaman terasa saat aku berbaring manja dipangkuanmu. Kau membelai halus dan mesra rambutku yang mulai tumbuh memanjang. Kau menggenggam tanganku dengan kehangatan. Ku tatap wajahmu yang sedang menunduk menatapku. Adalah Mahakarya dan Skenario Tuhan yang sungguh luar biasa mendekatkan aku dengan dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar