Aroma seduhan kopi panas? Itu sama sedapnya
dengan aroma tanah yang muncul setelah hujan reda. Rona harumnya berbeda,
tetapi keduanya sama-sama menghasilkan nuansa penenang jiwa. Adalah nikmat
istimewa ketika seorang pecandu kopi menyadari ternyata dirinya juga seorang Pluviophile. Nikmat yang tidak
terbiaskan ketika suasana dingin sesaat setelah hujan berhenti menyiram bumi
berpadu dengan kepulan asap dari segelas kopi yang terhidang. Beradu baunya,
lalu menyatu menghasilkan aroma baru yang semakin membuat candu.
Tidak jauh berbeda denganmu,
kehadiranmu adalah bagaikan senja. Pembatas siang dan malam yang jingganya tiada
sungkan memberi pesona. Dibuat candu? Rasanya iya. Tapi tidak, ini candu yang
berbeda. Entah bagaimana pula rasanya ada kamu saat kopiku terhidang, ketika sedang
menikmati senja yang baru saja berhenti diguyur hujan. Mungkin jingganya tidak sepekat
biasa, tetapi berkatmu hari menjelang malam menjadi tidak surut indahnya.
Begitulah
kadang. Jiwa butuh beberapa nuansa yang tidak
sama untuk saling dipadukan, hingga akhirnya didapat suasana terbaik yang
diinginkan hati guna menciptakan detik-detik terbaiknya.
uda.. ayu post di blog ayu yoooo
BalasHapusokee yuu, santaiii
Hapuskereeen
BalasHapusoke da...
BalasHapus