Kamis, Februari 09, 2017

Pluviophile; Aroma Kopi dan Detik-Detik Terbaiknya

Aroma seduhan kopi panas? Itu sama sedapnya dengan aroma tanah yang muncul setelah hujan reda. Rona harumnya berbeda, tetapi keduanya sama-sama menghasilkan nuansa penenang jiwa. Adalah nikmat istimewa ketika seorang pecandu kopi menyadari ternyata dirinya juga seorang Pluviophile. Nikmat yang tidak terbiaskan ketika suasana dingin sesaat setelah hujan berhenti menyiram bumi berpadu dengan kepulan asap dari segelas kopi yang terhidang. Beradu baunya, lalu menyatu menghasilkan aroma baru yang semakin membuat candu.

Tidak jauh berbeda denganmu, kehadiranmu adalah bagaikan senja. Pembatas siang dan malam yang jingganya tiada sungkan memberi pesona. Dibuat candu? Rasanya iya. Tapi tidak, ini candu yang berbeda. Entah bagaimana pula rasanya ada kamu saat kopiku terhidang, ketika sedang menikmati senja yang baru saja berhenti diguyur hujan. Mungkin jingganya tidak sepekat biasa, tetapi berkatmu hari menjelang malam menjadi tidak surut indahnya.

Begitulah kadang. Jiwa butuh beberapa nuansa yang tidak sama untuk saling dipadukan, hingga akhirnya didapat suasana terbaik yang diinginkan hati guna menciptakan detik-detik terbaiknya.

4 komentar: